Peter melangkah lebar memasuki rumahnya dengan wajah berseri-seri. Tak ada alasan lain yang membaut dirinya gila seperti ini selain karena Metha.
Satu hari berjauhan dengan sang istri membuat rindunya menggebu apalagi kalau sampai satu bulan, Peter tak akan dapat menahannya.
Ahk semoga saja itu tidak akan pernah terjadi. Peter sudah cape dengan kejadian sebelum menikah.
Padahal, Peter berjauhan karena dirinya bekerja. Mungkin, besok-besok Peter akan meminta izin pada orang tuanya agar ia dapat membawa sang istri ke perusahaan. Bukan akan ia jadikan sebagai seketaris apalagi karyawan, tapi akan Peter jadikan sebagai penyemangat di setiap detiknya.
Jika Peter cape, Peter tinggal melihat wajah istrinya saja secara langsung pasti capenya akan langsung rontok begitu saja digantikan dengan semangat yang membara seperti api.
Peter sangat yakin itu!
Selain sebagai rumah tempat Peter pulang, tapi Metha juga sebagai belahan jiwanya, separuh napasnya, dan detak jantungnya.