Chereads / Tawanan Yuan Earl / Chapter 2 - Membatalkan Pernikahan

Chapter 2 - Membatalkan Pernikahan

Setelah Ayana membuka pintu, serombongan orang masuk ke dalam kamar yang menjadi tempat pertempuran antara Ayura dan Xander, juga disaksikan oleh Ayana sendiri.

Di antara mereka yang baru saja hadir, ada Edwin Moon—ayah Ayura dan Ayana, lelaki itu datang bersama Sandra West istri barunya—ibu kandung Ayura.

Di belakang mereka, ada sepasang suami-istri dari keluarga Bell yang merupakan orang tua Xander, Vincent Bell dan Xania Scott.

"Ada apa, kenapa kamu memanggil kami semua ke sini?" Suara Edwin Moon yang pertama kali terdengar.

Ayana tidak menjawab, hanya menuntun semua orang menuju ke arah Ayura dan Xander yang duduk berdampingan.

Keduanya tampak seperti sepasang kekasih yang digrebek warga dan akan diadili saat itu juga.

Semua mata membelalak kaget saat melihat ke arah Xander dan Ayura yang terlihat kacau, mereka sangat memalukan!

Para tetua yang baru saja memasuki kamar itu, bukanlah orang-orang bodoh yang tidak bisa memahami situasi saat ini!

Namun, Edwin tetap melemparkan pertanyaan yang membuatnya terlihat seperti orang bodoh. "Ayura, kenapa kamu di sini?"

"Kalian duduklah dulu, aku akan membicarakan sesuatu yang serius!" Ayana membuka suaranya, sebelum semua orang melemparkan pertanyaan lainnya.

Setelah kedua orang tuanya dan kedua orang tua Xander duduk, Ayana langsung berbicara dengan wajah datar dan terdengar tegas. "Aku akan membatalkan pernikahanku dengan Xander!"

"Apa?"

"Kenapa?"

Mereka semua mengerti dengan apa yang sudah terjadi dan terlewatkan, tetapi tidak pernah menduga Ayana akan mengambil keputusan sebesar itu.

Pernikahan sudah di depan mata, hanya tinggal menghitung jam. Namun, Ayana membatalkannya dengan begitu mudah

Ayana tidak ingin repot-repot menjelaskan apa pun yang terjadi, dia hanya meletakkan ponselnya di atas meja kopi yang dikelilingi oleh semua orang.

Vincent Bell meraih ponsel itu dan melihat sebuah video yang sudah Ayana putar beberapa saat lalu.

Semua orang berkumpul di dekat Vincent untuk menyaksikan video yang ada di dalam ponsel Ayana dan mereka semua tercengang, tak terkecuali Ayura dan Xander.

Keduanya merasa malu karena sudah menjadi tontonan para keluarga, bahkan mengutuk Ayana dalam hati mereka.

Wanita itu benar-benar jahat!

"Memalukan!" hardik Vincent menghempaskan ponsel Ayana ke atas meja dengan wajah yang terlihat memerah karena murka.

"Apa kalian sadar dengan yang sudah kalian lakukan?!" Pertanyaan itu Vincent layangkan pada Xander dan Ayura yang hanya menundukkan kepala mereka, seperti anak kecil yang sudah mengakui kesalahannya.

"Xander, kau akan menikahi Ayana besok, lalu kenapa kau meniduri adiknya?!" Vincent benar-benar berang, bahkan dadanya terasa nyeri karena kenyataan yang tengah dihadapinya saat ini.

Bagaimana bisa anaknya sebrengsek itu?

Bagaimana dia harus menghadapi Edwin, sahabat karibnya?

Ayura memberanikan diri mengangkat kepalanya dan menatap Vincent yang terlihat murka. Kemudian, wanita itu berkata dengan suara lemah dan air mata yang membanjiri pipinya, "Paman, jangan salahkan Xander. Aku yang bersalah, salahkan saja aku."

"Kau masih berani membela orang lain dan menyalahkan diri sendiri?!" Kini Edwin yang angkat bicara, raut wajahnya tidak jauh berbeda dari Vincent.

"Sudahlah, kalau kalian mau memarahi mereka berdua, lanjutkan nanti!" Ayana menengahi pertengkaran yang terjadi, "Aku memanggil kalian semua ke sini hanya ingin meminta pada kalian untuk membatalkan pernikahanku dengan Xander!"

Rahang Edwin dan Vincent mengeras, membatalkan pernikahan yang sudah ada di depan mata hanya akan menimbulkan rumor dan itu sangat memalukan!

Bahkan, bukan tidak mungkin reputasi mereka akan terjun bebas bersamaan dengan tercorengnya nama baik keluarga.

Apa lagi, jika penyebab batalnya pernikahan ini tersebar luas.

Entah mau diletakkan di mana wajah mereka.

"Bagaimana kalau kami tidak setuju pernikahan ini dibatalkan?" Edwin menaikkan sebelah alisnya bersama dengan sudut bibirnya yang juga terangkat sebelah, membentuk senyum miring yang membuat Ayana linglung.

"Apa maksudmu, Ayah?" Ayana mengajukan pertanyaan setelah berhasil menguasai dirinya.

"Pernikahan ini akan tetap berlangsung, apa pun yang akan terjadi!" Edwin kembali menjelaskan dengan nada suara yang terdengar lebih tegas, bahkan tidak terbantahkan.

"Tidak, aku gak akan mau menikah dengan dia!" Ayana berdiri dan menunjuk ke arah wajah Xander. "Menjijikkan!" imbuhnya menatap Xander dengan tatapan jijik.

"Kau saat ini tidak dalam situasi dan kondisi untuk bernegosiasi dengan kami." Vincent menimpali dengan memasang raut wajah yang yang terlihat tenang, entah ke mana perginya kemarahan lelaki itu.

"Jangan paksa aku menikah dengan dia, kalau kalian gak mau video menjijikkan mereka tersebar!" ancam Ayana menggertakkan dirinya.

Dia tahu, pernikahan ini tidak akan mudah dibatalkan!

Itu karena, meskipun dia dan Xander menikah atas dasar saling mencintai, tetapi kedua belah keluarga mendapatkan keuntungan besar dari pernikahan mereka.

Vincent menyeringai sambil menatap Ayana yang terlihat percaya diri, kemudian dia berkata. "Videonya sudah terhapus."

Sesaat Ayana membeku, lalu wanita itu segera tersadar dan mulai mengutak-atik ponselnya untuk mencari video dan foto yang diabadikannya.

Namun, semuanya hilang dalam sekejap. Tidak ada yang tersisa!

Ayana tertawa getir, tidak menyangka ayah dan calon ayah mertuanya terlalu kompak untuk mempertahankan pernikahan ini.

Kini, dia merasa tertindas!

Meskipun tindakannya benar, tidak ada yang mau membelanya.

Sejak Iyvone York—mamanya meninggal karena bunuh diri setelah diselingkuhi oleh Edwin dan Sandra, Ayana tidak pernah diperlakukan baik oleh siapa pun, termasuk oleh ayahnya sendiri.

Edwin terlalu pilih kasih sejak menikahi selingkuhannya dan membawa anak hasil hubungan gelap mereka pulang ke rumah.

Satu-satunya keberuntungan yang dimiliki Ayana selama empat tahun terakhir ialah dicintai Xander. Lelaki itu sedikit banyak memberikan perubahan dalam hidupnya yang sering dikucilkan sejak kecil, bahkan oleh keluarganya sendiri.

Hubungan Ayana dan ayahnya berangsur membaik saat mengetahui dirinya sedang menjalin hubungan dengan Xander, Ayura dan Sandra juga bersikap baik padanya.

Meskipun kebaikan mereka palsu, Ayana sempat bahagia merasakan kasih sayang keluarga yang utuh.

"Kenapa kalian menghapusnya?" tanya Ayana dengan suara lemah, tetapi raut wajahnya terlihat dingin.

"Adikmu dan calon suamimu merupakan selebriti. Jika kamu menyebarkan video itu, bagaimana mereka akan bersikap di depan umum? Bagaimana reputasi keluarga Moon dan Bell? Pernahkah kamu memikirkan hal itu?" Edwin berbicara dengan suara pelan, tetapi penuh dengan penekanan yang menyudutkan Ayana.

"Kedua orang ini yang berselingkuh di depan mataku, lalu kenapa aku yang harus memikirkan mereka? Apakah mereka memikirkan perasaanku sebelum melakukan hal menjijikkan itu? Pernahkah terpikirkan oleh kalian, betapa sakitnya aku saat menyaksikan calon suamiku dan adik tiriku bermain di belakangku?" Ayana dengan berapi-api mengeluhkan semua isi hatinya, tetapi tidak ada setetes pun air mata yang keluar untuk mewakili rasa sakitnya.

"Tidak, kalian tidak pernah memikirkan aku!"

"Sekarang, apa yang kalian inginkan dariku? Melanjutkan pernikahan ini dan membiarkan aku hidup dalam penderitaan, begitukah?"

"Lalu, apa aku juga harus membiarkan kedua makhluk tercela ini melanjutkan hubungan terlarang mereka?"