Chereads / Tawanan Yuan Earl / Chapter 5 - Pergi

Chapter 5 - Pergi

Di tengah-tengah rasa frustasi yang melanda, Ayana tiba-tiba saja terpikirkan ide brilian.

Ayana tersenyum lebar, dia segera meninggalkan apartemen yang belum sempat dijamah sejak dirinya menginap di Grand Royal Hotel.

Wanita itu memutuskan pergi ke suatu tempat yang dia yakini tidak akan ada wartawan di sana—Moontain Gold—kediaman Edwin Moon bersama istri dan anak kesayangannya.

Ayana yakin, di sana tidak akan ada wartawan!

Para wartawan pasti terlalu sibuk untuk meliput acara pernikahan Alexander Bell dan Ayura Moon.

Berita itu cukup menarik perhatian publik.

Selain merupakan pernikahan para selebriti, pernikahan tersebut pun terkesan mendadak. Dan yang paling menarik adalah karena Ayura—model papan atas menjadi pengantin pengganti.

Banyak netizen yang bersimpati pada Ayura karena harus menanggung beban untuk menutupi aib Ayana yang tercela dan tentunya mencemar nama baik keluarga.

Tidak sedikit dari mereka yang memberikan ucapan selamat, juga mendoakan kebahagiaan kedua mempelai, terutama kebahagiaan Ayura yang menjadi korban perasaan.

Semua orang tahu, Alexander Bell mencintai Ayana Moon! Jadi, mereka berspekulasi Ayura tidak akan mendapatkan cinta Xander.

Namun, mereka tetap mendoakan yang terbaik untuk Ayura dan berharap wanita itu bisa membuat Xander berpindah hati padanya.

Sementara itu, beberapa wartawan lainnya pasti sibuk mengejar-ngejar Ayana dan tidak akan ada yang kepikiran untuk menjaga Moontain Gold.

Bagaimanapun, Ayana yang tidak lagi tinggal di kediaman Edwin Moon, sudah menjadi rahasia umum.

Jadi, tidak akan ada satupun dari wartawan yang berpikir Ayana akan pulang ke sana dalam kondisi seperti ini.

Tidak butuh waktu lama bagi Ayana untuk tiba di Moontain Gold dan Ayana lebih memilih memasuki rumah itu dari pintu belakang, berharap bisa langsung bertemu dengan Bibi Livy satu-satunya orang yang selalu bersikap baik pada Ayana.

Sebelumnya, wanita paruh baya itu bekerja di keluarga York sebagai pengasuh Iyvone York. Akan tetapi, sejak Iyvone menikah dengan Edwin, Bibi Livy mengikutinya dan bekerja di kediaman Moon hingga saat ini.

Perlahan Ayana berjalan dengan mengendap-endap, berharap tidak ada satu pun penjaga yang menyadari kedatangannya.

Dan sepeetinya, Dewi keberuntungan saat itu memang sedang berpihak pada Ayana.

Netra coklatnya menangkap sosok Bibi Livy yang sedang membawa satu kantong plastik hitam dan berjalan menuju tempat sampah.

"Bibi Livy!" Ayana memanggil namanya dengan setengah berbisik.

Bibi Livy langsung menoleh saat merasa ada yang memanggil namanya dan dia hampir saja berteriak kegirangan saat melihat keberadaan Ayana.

Beruntung, Ayana segera meletakkan jari telunjuk di bibirnya untuk memberi isyarat pada Bibi Livy agar tidak membuat keributan.

Biby Livy langsung datang mendekati Ayana dan diam-diam menyelinapkan wanita itu masuk ke dalam kamar Ayana yang sudah lama ia tinggalkan.

"Ya Tuhan, Ayana ... kamu sudah lama sekali tidak pulang." Bibi Livy tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk Ayana.

Dia dan Ayana sudah seperti pasangan ibu dan anak, tidak ada jarak di antara mereka. Bahkan, batasan antara majikan dan pelayan.

Bibi Livy akan melepaskan formalitasnya pada Ayana setiap kali mereka bersama seperti saat ini.

Keduanya saling berpelukan, kemudian saling bertukar cerita. Ayana juga memberitahukan pada Bibi Livy mengenai rencananya untuk meninggalkan Sky Hill, meninggalkan semua orang yang menyakitinya.

"Ayana, jangan pergi!" Bibi Livy memohon pada Ayana, bahkan matanya sudah berkabut dan tak lama kemudian, air mata membanjiri pipinya.

"Aku harus pergi." Ayana sudah bertekad untuk pergi meninggalkan segalanya.

Setelah meninggalkan kamar hotel yang menjadi tempat pergumulan antara Xander dan Ayura, Ayana pergi ke sebuah club dan memesan ruang pribadi agar tidak ada yang menggangu dirinya.

Ayana butuh ketenangan untuk memikirkan segalanya. Entah itu tentang masa lalu, maupun masa depannya!

Sambil terus berpikir, Ayana tidak berhenti menenggak alkohol. Saat itu, Ayana mengeluarkan semua kesedihannya dan membiarkan dirinya menangis sepuas hati untuk malam itu saja.

Setelah malam itu berlalu, dia bertekad untuk tidak akan pernah menangis lagi apa pun yang terjadi!

Dalam keadaan mabuk, Ayana sudah mengambil keputusan untuk pergi meninggalkan kota yang dipenuhi orang-orang jahat.

Baginya, percuma tinggal di Sky Hill, sementara tidak ada orang baik dan tulus yang bisa ia temukan selain Bibi Livy. Dia tidak akan mendapatkan kebahagiaan di sana!

Apa lagi, setelah skandal perselingkuhannya menyebar ke seluruh perosok Sky Hill. Kehadirannya tidak akan diterima oleh siapa pun!

Tidak keluarga, tidak juga teman, apa lagi masyarakat umum!

"Baiklah, kamu boleh pergi asalkan membawa Bibi bersamamu!" Bibi Livy memecah lamunan Ayana, wajahnya terlihat serius, membuktikan dirinya tidak sedang menawarkan diri hanya untuk berbasa-basi.

"Tapi ...."

"Bibi mohon, bawalah Bibi bersamamu." Bibi Livy menyela dan memelas pada Ayana sebelum wanita itu menolaknya. "Bibi bekerja di sini karena ibumu dan bertahan demi kamu. Kalau kamu pergi, untuk apa Bibi berada di sini? Kalaupun pergi, Bibi tidak punya tempat tujuan."

"Baiklah, kita akan pergi sore ini juga. Jadi, Bibi berkemaslah dan pastikan tidak ada yang tahu kalau kita pergi bersama!"

Bibi Livy menuruti perkataan Ayana, dia langsung kmbali ke kamarnya dan mulai berkemas dan Ayana juga melakukan hal yang sama.

Wanita itu mengemasi beberapa pakaian yang masih tertinggal di sana dan membawa beberapa perhiasan peninggalan ibunya yang dirampas oleh Sandra.

Bahkan, Ayana juga menyimpan beberapa sertifikat properti milik Edwin Moon dan berencana menjualnya demi kelancaran hidupnya di masa depan.

Masa bodoh dengan kemurkaan Edwin Moon setelah mengetahui beberapa propertinya terjual!

Setidaknya, dia masih keturunan sah Edwin Moon dan berhak mendapatkan sedikit harta lelaki itu!

Setelah selesai berkemas, Ayana menyamar dan pergi ke Grand Royal Hotel. Wanita itu menyusup ke belakang panggung dan berkumpul bersama para staf hotel yang bertanggungjawab atas keberlangsungan pernikahan Alexander Bell dan Ayura Moon.

Sementara itu, ballrom yang menampakkan kesan megah, mewah dan elegan karena dindingnya dilapisi emas, tengah dipenuhi oleh para tamu undangan yang menghadiri pernikahan tersebut.

Para wartawan pun tidak ketinggalan untuk menghadiri acara tersebut, sekaligus untuk mengabadikan momen bahagia keluarga Bell dan Moon.

Di saat nama Ayana tercoreng karena skandal perselingkuhan palsunya, Xander dan Ayura malah mendapatkan popularitas, bahkan menjadi pengantin yang dipuja-puja sejagat raya.

Setiap tamu yang hadir pasti akan memberikan selamat, bahkan memuji keserasian sepasang kekasih yang sduah resmi menjadi suami-istri itu.

Raut bahagia pun tidak bisa disembunyikan dari wajah kedua keluarga besar, terutama Vincent dan Edwin yang merasa rencana mereka berjalan dengan lancar.

Kebahagiaan mereka menular pada Ayura yang terlihat anggun dengan gaun pengantin yang Ayana rancang khusus untuk pernikahannya dengan lelaki yang paling dia cintai.

Namun, angan-angannya sirna bersama pengkhianatan yang dilakukan oleh Xander. Dia sudah tidak membutuhkan gaun itu lagi dan membiarkan saja Ayura mengenakan barang bekasnya.

Saat itu, Ayura tengah menggamit lengan Xander yang mengenakan tuxedo putih, tampak serasi dengan gaunnya.

Xander menundukkan sedikit tubuhnya dan berbisik pada Ayura, "Tunggulah di sini kalau kamu lelah, aku akan menyapa beberapa klien."

"Baik." Ayura dengan patuh dan senyum manis melepaskan kepergian suaminya.

Tidak lama setelah itu, Sandra datang mendekati putrinya yang tengah berbahagia.

"Akhirnya, kamu bisa menjadi istri Xander, Sayang. Impianmu terwujud." Sandra begitu kegirangan, tetapi masih bisa menahan diri agar tidak menjerit.

"Xander memang sejak awal tercipta untukku, Ibu," sahut Ayura dengan penuh percaya diri. "Oh, ya, bagaimana nasib si jalang itu? Dia pasti sedang dikeroyok atau menggelandang di jalanan demi menghindari para wartawan itu." Senyum licik melintas di wajah Ayura.

Sesaat setelah skandal Ayana tersebar, Ayura langsung menghubungi begitu banyak wartawan dan memberitahu mereka untuk menjaga pintu masuk Grand Royal Hotel dan apartemen tempat Ayana tinggal agar wanita itu tidak lolos begitu saja.

Tanpa harus bertanya lagi, Sandra tahu siapa yang dimaksud sebagai jalang oleh putrinya.

Dia Ayana!

"Naaibnya pasti tidak baik-baik saja." Sandra pun tersenyum licik.

Akhirnya, setelah bisa menyingkirkan Iyvone York, kini dia juga bisa menyingkirkan Ayana Moon!

Dalam dua kali pertarungannya, Sandra tetap menjadi pemenang!

"Alangkah baiknya kalau kita bisa memergoki dia secara langsung," komentar Ayura sambil membayangkan bagaimana situasi saat memergoki Ayana yang tengah bersama pria itu.

Sandra pun memiliki pemikiran yang sama, setelah mengetahui Vincent berhasil menjebak Ayana. Dia ingin sekali memergoki, kalau perlu membuat siaran langsung untuk mendokumentasikan perbuatan tercela Ayana dengan pria yang tidak dikenali.

Sayangnya, mereka tidak tahu di mana Ayana dan pria itu bermalam.

Alhasil, mereka hanya bisa mengedit foto-foto Ayura dan menggantinya dengan wajah Ayana.

Kemudian, Sandra ikut berkomentar, "Setidaknya, kita bisa menyebarkan foto-foto dan berita palsu itu dan dia tidak akan mengganggumu hari bahagiamu!"

Detik berikutnya, terjadi kekacauan yang membuat ballroom hotel mewah itu seketika menjadi gempar.

Keributan di sana sudah seperti pasar malam!