Chereads / Tawanan Yuan Earl / Chapter 3 - Tidak Berharga

Chapter 3 - Tidak Berharga

Untuk beberapa saat Edwin kehilangan kata-katanya, sebelum kemudian rahangnya mengeras dengan wajah yang merah padam. "Kamu yang tidak bisa menjaga Xander dengan baik, kenapa malah menyalahkan Ayura yang sudah merebutnya? Kalau kamu memang baik, apakah Xander akan mencari kesenangan lewat Ayura? Seharusnya kamu intropeksi diri, mungkin Xander mencari Ayura karena tidak bisa mendapatkan apa yang dia inginkan darimu! Kamu sama tidak berguna dan tidak berharganya seperti ibumu!"

Tubuh Ayana bergetar hebat saat mendengar penuturan Edwin yang menjelek-jelekkan ibunya, padahal wanita malang itu sudah lama menutup mata.

Dengan amarah yang memuncak, Ayana membuka mulutnya dan berkata dengan sarkastik. "Aku memang tidak berguna, tapi aku dan ibuku sangat berharga. Setidaknya, ibu tidak pernah menjadi wanita simpanan, itu sebabnya aku tidak punya keahlian dalam hal merayu pria. Namun, Ayura benar-benar melampaui gurunya!"

Sandra West adalah guru Ayura!

"Apa katamu?" Edwin meraung, tidak terima dengan penghinaan yang Ayana layangkan pada istri dan anak kesayangannya.

Mata Ayana mengembara saat ejekan dingin melintas, dia mencibir dan mengejek, "Ayah tahu betul apa yang aku katakan."

"Kau!" Edwin mengangkat tangannya hendak menampar pipi mulus Ayana, tetapi gerakannya tertahan saat Sandra memegang lengannya.

"Jangan!" bisik Sandra sambil menggelengkan kepalanya. "Ayana benar, di sini memang Ayura yang bersalah."

Mendapatkan pembelaan dari Sandra tidak serta merta membuat Ayana senang, wanita itu malah terlihat mencemooh kebaikan hati ibu tirinya.

Sementara itu, Ayura yang disalahkan oleh ibunya sendiri mendongak untuk menatap wanita itu dengan mata yang memerah dan tampak begitu menyedihkan.

"Ibu benar, aku yang bersalah. Jadi, kalau kalian mau marah, marahlah padaku. Kalian juga boleh memukulku." Ayura menunduk dalam, membuatnya terlihat seperti seseorang yang benar-benar mengakui kesalahannya dan sudah menyesali perbuatannya.

Ayana melihat ibu dan anak itu secara bergantian, merasa takjub dengan drama yang mereka mainkan.

Keduanya sangat cocok menjadi aktris dan berhak mendapatkan piala Oscar!

"Jangan memarahi apalagi sampai memukulnya, aku juga bersalah!" Xander mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, bersikap seperti satria baja hitam yang melindungi kekasihnya.

Ayana melihat ke arah Xander untuk waktu yang cukup lama, lalu beralih menatap Ayura dan Sandra, kemudian netranya bergulir ke semua orang yang ada di sana.

Luar biasa, kekompakan dan kepribadian mereka semua pantas disatukan dalam ikatan tali persaudaraan.

Inikah definisi susah dan senang bersama-sama?

Sudahlah, Ayana terlalu malas menyaksikan drama kekeluargaan yang ada di depan matanya saat ini. Da sudah sangat lelah hati, pikiran dan fisik, butuh waktu sendiri untuk menyatukan kepingan hatinya yang sudah dihancurkan oleh Xander.

Wanita itu berdiri dan semua mata memandang ke arahnya, sementara Ayana hanya melihat ke arah Xander yang menggenggam erat tangan Ayura.

Ayana tersenyum pahit dan berkata pada adik tirinya, "Jaga penghianat disampingmu dan jangan pernah menampakkan wajah kalian di hadapanku lagi! Jika memang suatu saat nanti kita bertemu lagi, anggap saja kita orang asing."

Detik berikutnya, tatapan Ayana menyapu wajah Xander. Dia akan menganggap ini terakhir kalinya menatap wajah lelaki itu, sebelum menghapusnya dari hati dan ingatannya. "Aku mengharapkan yang terbaik untuk kalian berdua."

Ayana berbalik dan melangkah pergi.

Namun, baru dua langkah berjalan, dia berhenti dan berkata. "Semoga anjing dan kekasihnya hidup bahagia selamanya." Ayana benar-benar pergi tanpa memberi kesempatan untuk mereka berbicara.

"Apa katamu? Berhenti kau!" pekik Xander murka, sangat tidak bisa menerima ucapan Ayana yang begitu kasar dan kejam.

Xander sejak tadi hanya diam mendengar caci maki Ayana, dia sepenuhnya sadar telah bersalah pada wanita itu.

Namun, lidah Ayana semakin lama mengiris ulu hati Xander. Rasanya sakit sekali!

Lidah wanita itu tidak hanya tajam, tetapi juga beracun, untunglah mereka tidak pernah bertukar saliva. Jika tidak, mungkin Xander sudah mati sejak lama.

Edwin meraung dengan wajah memerah, "Eh, jalang! Apa katamu?!"

Ayana tidak menghentikan langkah kakinya, meski cacian Edwin sekali lagi mematahkan hatinya.

"Biarkan dia pergi!" Vincent menengahi, menjadi pendingin di saat suasana memanas seperti saat ini.

Tidak hanya Edwin dan Xander yang menatap ke arah Vincent, bahkan Ayura, Sandra, dan Xania yang sejak tadi hanya diam, juga menatap ke arah Vincent.

"Apa rencanamu?" Xania sudah sangat mengerti dengan jalan pikiran Vincent. Hidup dengan lelaki itu selama puluhan tahun, mustahil baginya tidak tahu apa yang suaminya pikirkan.

Vincent sangat licik!

Benar saja, lelaki itu menyeringai, menunjukkan senyum devil di wajahnya yang masih terlihat tampan, meski usianya sudah memasuki setengah abad.

"Kita hanya perlu melangsungkan pernikahan seperti rencana sebelumnya," ujar Vincent sambil menatap istrinya, lalu beralih menatap putranya dan ketiga orang dari keluarga Moon.

"Meski Ayana tidak lagi memiliki video itu, dia tetap menolak keras menikah denganku," sahut Xander, sedikit malu ketika mengingat video yang direkam Ayana

Beruntung, video itu sudah dihapus!

Ayura menatap Xander, wajahnya terlihat murung, hatinya juga berdenyut nyeri.

Xander, lelaki yang dicintai Ayura. Bahkan, wanita itu rela dan senang hati membiarkan tubuhnya berkali-kali dipakai Xander sebagai tempat pelampiasan karena tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya dari Ayana.

Meski begitu, Xander masih tetap ingin menikahi Ayana. Lelaki itu terlihat sangat mencintai Ayana.

"Siapa yang bilang kau akan menikah dengannya?" Vincent menatap Xander dengan tatapan membunuh.

Xander menatap ayahnya dengan tatapan heran, "Kalau bukan dia, siapa lagi?"

"Apa kau tidak mau menikahi Ayura setelah apa yang kau lakukan?!" Vincent sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan Xander dan Ayura, dia juga tidak peduli dengan penolakan mereka.

Sangat penting baginya, mempertahankan persahabatannya yang sudah terjalin sejak lama dengan Edwin.

Vincent bisa saja mengecewakan semua orang di muka bumi ini, tetapi haram baginya mengecewakan Edwin yang sudah sangat berjasa dalam hidupnya.

Sewaktu mereka masih sama-sama muda, Edwin pernah menyelamatkan hidup Vincent dari lautan api.

Dan sekarang, dia harus membalasnya dengan menikahkan putranya dengan putri Edwin.

Bagaimanapun, tidak ada seorang ayah yang menginginkan putrinya ditelantarkan setelah ditiduri sesuka hati.

Edwin tersenyum menatap kebijakan sahabatnya. Dengan begini, reputasi keluarga mereka tidak akan hancur dan Ayana tidak akan bisa mengganggu.

Di sisi lain, Ayura menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan senyum penuh kebahagiaan karena akan dinikahkan oleh Xander.

Sejak Ayana menjalin hubungan dengan Xander, Ayura sudah tertarik dengan lelaki itu.

Lebih spesifiknya, dia tertarik dengan semua yang dimiliki Ayana.

Ayura melakukan berbagai cara untuk bisa mendekati dan merayu Xander, bahkan mencoba mencuri hatinya.

Ayura gagal dalam beberapa kali percobaan, hingga pada percobaan terakhir saat dirinya mencampurkan 'ramuan cinta' ke dalam minuman Xander, dia berhasil naik ke atas ranjang dan membuat Xander ketagihan hingga terus-menerus mencari Ayura setiap kali merindukan tubuhnya.

Bahkan, perjalanan bisnis tiga hari lalu hanyalah alasan bagi Xander agar bisa menikmati tubuh Ayura untuk yang terakhir kalinya.

Xander berjanji, setelah menikahi Ayana, dia tidak akan menyentuh Ayura lagi.

Namun, Ayura tentunya tidak terima dengan janji Xander.

Bagaimana bisa dia dilupakan setelah dipakai sepuasnya? Dia bukan permen karet!

Ayura bertekat untuk memikirkan berbagai cara agar bisa mendekati Xander walaupun lelaki itu sudah menikah dengan kakaknya.

Sebelum itu, dia menyetujui ajakan Xander untuk melakukan 'perjalanan bisnis' selama tiga hari tiga malam dan melakukan perbuatan tercela itu selagi punya kesempatan, bahkan setelah tiba di hotel tempat pesta pernikahan diselenggarakan, Xander tidak bisa menahan godaan Ayura yang begitu memikat walau wanita itu hanya duduk diam.

Ayura merasa dirinya tidak perlu bekerja keras untuk merusak rumah tangga Xander dan Ayana, mengingat betapa lelaki itu tergila-gila padanya.

Dia yakin, permainan Ayana sebagai pemula tidak akan sehebat dirinya yang sudah sangat berpengalaman karena bimbingan Xander.

Namun, dia tidak pernah menduga Ayana sendiri yang memberikannya jalan.

Bukan hanya merusak rumah tangga Ayana, dia bahkan diberikan jalan untuk bisa menjadi istri Xander, nyonya muda keluarga Bell.

"Lalu, bagaimana selanjutnya? Aku sangat mengerti dengan watak Ayana, dia tidak akan tinggal diam. Lagipula, semua orang mungkin akan bertanya-tanya kenapa pengantin wanitanya bertukar." Edwin mengutarakan isi hatinya.

Vincent tersenyum miring, lalu berkata, "Tentang Ayana, serahkan semuanya padaku!"