Pagi itu Zahrah dan Fahri berpamitan untuk pulang, Zein yang lagi menangis membuat Zahrah khawatir . Lalu dengan cepat mereka menuju kota .Fahri melirik Zahrah yang tanpak tenang mengasuh anaknya yang tertidur.
"Sepertinya kita harus mempercepat pernikahan kita" kata Fahri melirik Zahrah.
"Kenapa.." tanya Zahrah.
"Aku sudah berniat memiliki banyak anak agar rumah kita rame" jawab Fahri.
"Tapi menggurus bayi itu tidak mudah"sahut Zahrah.
"Baby sister bisa bantu,..." jawab Fahri.
"Bang... aku ingin berkerja"pinta Zahrah dengan sedih.
"Berkerja untuk membesarkan anak anak kita akan lebih mudah. libur ku tidak lama lagi diindonesia, abang harus keluar negeri untuk meneruskan gelar dokter. Kumohon sayang." sahut Fahri memandang wajah Zahrah yang semakin cantik.
"Iya...bang kita singgah dulu untuk makan..perutku lapar"
"Iya..apapun akan ku lakukan untuk mu sayang"kata Fahri sambil memegang kepala Zahrah.
Tidak terasa setelah makan, Fahri menuju rumah Norman. Namun yang aneh ketika mereka sampai semuanya sudah sedia dari catring makanan sampai dekorasi Zahrah dan Fahri kaget ternyata kedua orang tuanya sudah menyiapkan semuanya.
"Ayah... ada apa ini, " tanya Zahrah.
"Pernikahan kalian sore ini..cepat ganti baju" kata Norman sambil mengambil Zein dari ibunya.
Zahrah dan Fahri tak bisa berkata kata lagi semuanya menjadi mendadak mereka pun menuruti segala perintah orang tuanya. Hingga ketika selesai sholat asyar ijab kabul pun terjadi kini pernikahan secara agama dan negara terwujud. Meskipun badan Fahri agak cape dia mencium kening Zahrah dengan bangga.
Selesai pernikahan yang mendadak Zahrah masuk kekamar pengantin yang begitu indah dia bagaikan mimpi menerima semua itu. Hatinya bahagia dengan gaun yang sudah mertuanya berikan.
Fatimah melangkah menghampiri Zahrah sambil membawa kado yang begitu banyak, dan menghampiri menantunya.
"Zahrah apakah kamu suka dekorasinya" tanya Fatimah.
"Suka sekali umi... "jawab Zahrah.
"Zahrah..Zein ikut umi dan abi tidurnya..malam ini, biar umi yang urus..kan Zein sambil minum susu botol..jadi boleh yaa" tanya Fatimah.
"Umi..apa itu tidak merepotkan.. nanti gimana kalau Zein rewel kasian umi dan abi"jawab Zahrah.
"tidak apa apa kan ini malam pengantin kalian.. tolong hargai" kata Fatimah
"Tapi umi"
"Tidak ada tapi tapi pokoknya kamu harus nurut umi" jawab Fatimah. Zahrah pun mengganguk mau tidak mau dia menurut sambil menyerahkan Zein pada ibu mertuanya. Rumah Norman sangat besar dan banyak kamar ,Salman dan Fatimah senang mengurus cucunya. Sementara Fahri dengan senyum senangnya mendatanggi Zahrah.
"Zein mana sayang"tanya Fahri mau pergi kekamar mandi.
"Ikut umi dan abi kata umi Zein tidur ikut mereka berdua" jawab Zahrah.
"Kok bisa..ada apa" tanya Fahri lagi.
"Ngak tau.. mungkin kita baru menikah" jawab Zahrah menahan senyumnya ..Fahri pergi kekamar mandi dan menatap Zahrah dengan pandangan menggoda.
"Sayang..tunggu suami mu mandi..dan kamu juga mandi kita bikin adek baru buat Zein" kata Fahri dengan genitnya.