Sore itu juga dilakukan pemakaman dikampungnya, Kuburan Aisyah disamping ibunya. Air mata Zahrah tak terasa dia masih ingat kematian ibunya, kini Aisyah sahabatnya yang meninggalkanya sunguh dua orang yang dia sayangi telah tiada membuat hatinya terpukul. Zahrah tinggal sementara ditempat Fahri. Dan rencana lamaran ditunda untuk sementara dulu. Zahrah sambil memangku Zein yang lucu setelah pulang dari pemakaman . Sedangkan Fahri melanjutkan kuliahnya secara online.
Ketika Zein tertidur, Zahrah dan Fahri sholat isya. setelah selesai Fahri menatap wanita yang dia cintai bersedih.
"Sayang.. jangan bersedih.. kumohon..kasian Zein" kata Fahri.
"Aku masih tersiksa bang hatiku begitu kehilangan ...bang apakah abang sudah memberikan kabar pada ayah , ... " tanya Zahrah .
"Sudah.. tadi abi dan umi juga hadir cuma dia tidak ingin kamu tau.. dia takut kamu terlalu larut dalam kesedihan." jawab Fahri.
"Bang.. Zahrah ..pengen istirahat dulu" kata Zahrah.
" Iya.. kamu dan Zein tidur dikamar abang kebetulan kasurnya lumayan besar " jawab Fahri.
"Terus abang tidur dimana " tanya Zahrah.
"Dikamar lah..kita bertiga" jawab Fahri dengan senyum genitnya.
" Ngak nanti abang lakuin yang tidak harus kita lakukan" kata Zahrah.
"Bikin ade buat Zein" jawab Fahri
"Ngak... bang cepat bobo aku ngantuk" ucap Zahrah membaringkan tubuhnya.
"Iya.." sahut Fahri.
Zahrah memandang Fahri yang tertidur pulas dibawah. Dia tidur dilantai beralaskan selimut dan juga guling sebagai bantalnya.Berlahan dia membuka laci meja yang berisi Diary Aisyah.
Dear Diary
Rabu ini aku sangat senang , bersama bang Fahri dan juga Zilla, sebenarnya aku sangat cemburu melihat tatapan bang Fahri penuh cinta. Apalagi melihat dia begitu romantis dirumah sakit. Zahrah membuka halaman berikutnya.
Dear Diary
Zilla..maafin yaa..kali ini aku berbohong tentang perjodohan ku dengan bang Fahri. Aku berusaha menyimpan perasaan ini tapi aku ngak bisa... semakin melupakan semakin tersiksa. Lanjut halaman selanjutnya begitu banyak kata kata yang menceritakan hatinya.
Dear Diary
Sebenarnya aku tidak bisa membenci Zilla karena aku juga menyayangginya . Kejadian disekolah tadi adalah supaya aku menjauh darinya dan dia membeciku, sehingga ketika nanti pernikahan ku dengan bang terjadi tidak memberikan luka yang cukup besar. Tapi anggapan ku salah besar, semakin aku berusaha menjauhkan mereka semakin cinta mereka begitu kuat. Aku egois..aku egois.. tapi aku juga ingin bahagia sebelum aku mati. Penyakit ini membuatku tersiksa. Apa aku salah..
Bahkan semakin aku terluka bang Fahri tidak pernah menghiraukan aku .. dan menikahi Zilla diam diam..aku memang bodoh..dan bodoh... kenapa harus aku memisahkan mereka yang saling mencintai.. ya allah ampuni aku. Bahkan talak yang diberikan bang Fahri menyakiti hatiku.. aku tidak punya apa apa sekarang, selain rasa malu aku juga kehilangan sahabat sebaik dia.Tak ada sebaik Zilla..Eva hanya memamfaatkan ku setelah aku tak seperti dulu dia pergi meninggalkan aku. Bahkan sempat bilang aku wanita penyakitan. Semua ini aku diam kan pada mereka karena aku malu , malu atas perbuatan ku yang begitu mengecewakan. Air mata Zahrah mengalir usai membacanya.