Pagi itu Fahri dapat merasakan hangatnya keluarganya. Namun pertemuan penting dengan investor saat ini membuat Fahri semangat dalam kinerjanya. Pasalnya investor perusahaanya adalah pengusaha terkenal dan pertemuanya sudah dijanjikan di cafe ternama.
Fahri duduk sambil menunggu , beberapa menit kemudian datanglah seorang pria paru baya sambil membawa kereta bayi dari mobil dan terpancar senyum ..ya.dia Norman tanpa sengaja bertemu dengan Fahri . Fahri memandang lekat pria tua itu dan terlihat lucu membawa kereta bayi, Pasalnya Fahri baru kali ini melihat investor membawa bayi dibalik pertemuan ini. Dengan sangat tenang Fahri menahan tawanya melihat Norman.
"Selamat pagi, Anda pak Norman kan investor perusahaan kami" kata Fahri sambil mengulurkan tanganya.
"Iya..pagi juga.anda pak Fahri kan" tanya Norman mengulurkan tanganya juga.
"Iya.. Fahri saja pak.. terlihat sepadan nantinya kalau panggil bapak, oh ya..anda bawa bayi disini" Tanya Fahri.
"Iya..cucu..kesayangan.. bawa dia jalan jalan" jawab Norman.
"Apakah dia nanti tak menggangu kakeknya nanti misalnya rewel atau menangis" tanya Fahri.
"Tidak..anda tenang saja, ibunya lagi berbelanja di super market dekat sini, lihat cucu ku ini, rambutnya terlihat mirip sekali dengan anda seakan andalah ayahnya" jawab Norman dengan senyuman bangga akan cucunya yang tampan. Fahri melirik sebentar dan berdiri agak malas, tapi kemudian dia terpaku menatap binar mata Zein yang menguap sambil terbangun menatap lekat ayahnya.Hati Fahri tersentuh, matanya , hidungnya, rambutnya, bahkan wajahnya mirip denganya .Dalam benak Fahri andaikan dia bertemu Zilla mungkin bayi ini seumur dengan anaknya.
"Bayinya sangat tampan, siapa nama cucunya anda pak" tanya Fahri.
"Namanya Zein Al Fahri. Panggilanya Zein." jawab Norman. Fahri terdiam apalagi ada namanya diujungnya . Tak terasa dia mencium bayi yang baru berumur satu bulan.Norman tersenyum dengan pandangan haru. Kemudian mereka melanjutkan meetingnya.
Zahrah yang baru keluar dari Super market dengan kerudung yang senada dengan bajunya berwarna coklat putih , datang menghampiri Norman dan Fahri.
"Assalamu allaikum yah..maaf menggangu..apakah Zein tidak merepotkan ayah..Zahrah bawa masuk kemobil dulu" kata Zahrah.
"Waallaikum salam"jawab Fahri dan Norman. Namun ketika Fahri menatap Zahrah jantungnya berdetak kencang, begitu juga Zahrah pertemuan mereka tak terduga membuat mereka saling pandang seribu bahasa, ads bitiran kristal yang hampir jatuh diantara mereka berdua.
"Zilla...apakah itu kamu"Tanya Fahri seakan mendapat cahaya dalam hatinya yang gelap.
"Bukan... saya Zahrah putrinya pak Norman" jawab Zahrah.
"Iya...ini Zahrah..putri ku"Jawab Norman.
Fahri tertekun melihat Zahrah wanita yang begitu mirip dengan Zilla hanya bedanya Zahrah memakai hijab dan Zilla waktu itu tidak menggunakan hijab.
"Maaf kamu begitu mirip dengan istri saya Zilla"jawab Fahri yang masih memandang Zahrah.
"Tidak apa apa bukankah disetiap belahan bumi ini begitu banyak manusia yang memiliki kemiripan " jawab Zahrah.
"Iya benar"ucap Fahri dengan gugup.
"Kalau begitu,..mohon Zahrah ijin dulu yah..bawa Zein..pulang Assalamu allaikum" kata Zahrah.
"Waallaikum sallam" jawab Fahri dan Norman.
Zahrah pergi membawa anaknya sedangkan Fahri terus memandang Zahrah dari kejauhan.
"Maaf pak..apa anda yakin itu Zahrah putri bapak" kata Fahri dengan penasaran.
"Iya..dia putri saya..kenapa nak Fahri bertanya begitu" tanya Norman.
"Bukan apa apa pak.. oh ya suami Zahrah orang mana" tanya Fahri memastikan apakah itu benar benar Zilla istrinya.
"Bapak kurang tau, soalnya Zahrah tidak pernah menceritakan siapa ayah dari Zein sebelum bapak bertemu dengan Zahrah, Zahrah mengalami kecelakaan kala dia masih hamil dua bulan. Bahkan dia lupa ingatan. Untungnya Zahrah memakai selendang ibunya. Dan saat ini bapak selalu mencari ayah dari Zein..kasian cucuku dan juga Zahrah." ucap Norman dengan sedih, entah kenapa dia menjadi curhat masalah pribadinya kepada Fahri padahal dia adalah orang profesional yang jarang menceritakan masalah pribadinya. Otak Fahri sudah berkerja dan tak ada lain dan tiada bukan mungkinkah itu Zilla dan Zein itu putranya.
"Maaf nama lengkap putri bapak siapa ...barangkali aku bisa bantu untuk mencari ayah Zein" tanya Fahri seakan meyakini nama Zilla istrinya.
"Namanya Nazzila Azzahrah" jawab Norman. Fahri terdiam ada jutaan syukur hatinya sambil menghapus air matanya. Namun dia berusaha untuk bersikap normal didepan Norman.
"Fahri..anda kenapa..apakah ada masalah" Tanya Norman.
"Tidak cuma terharu. Insyaallah Fahri akan mencari ayah dari Zein" jawab Fahri dengan senyuman. Kemudian Fahri meminta alamat Norman.