Paisal yang dulu seorang supir pak Ahmad ayahnya Aisyah, kini berkat kecerdasanya mengambil dua mata kuliah sekaligus dari marketing hingga kedokteran , dan mengantarkanya menjadi dokter Bedah. Wajahnya tanpak berseri pasalnya semenjak pertemuanya dengan Zahrah hatinya menjadi terisi dengan hal yang dulunya pernah hilang dalam hidupnya. Meskipun Zahrah hamil, Paisal sudah berniat ingin melamar Zahrah nantinya.Makanya dia tidak mau memberi tahu Fahri bahwa dia sudah menemukan Zilla yaitu Zahrah.
Pagi itu Zahrah turun dari tangga dan menghampiri Norman yang masih minum kopinya. Tiba tiba perut Zahrah sakit dan mulai berteriak.
"Ayah....tolong Zahrah ..aduh....aduh... sakit yah..."kata Zahrah mulai terduduk. Norman segera mungkin menghampiri putrinya .
"Zahrah ..kamu harus kerumah sakit , sepertinya dirimu mau melahirkan" kata Norman mengangkat putrinya masuk kedalam mobil dan menyuruh supirnya menuju rumah sakit.
Detik yang menegangkan mulai terjadi,Zahrah dibawa keruang persalinan dengan ditemani assistan rumah tangga yang menemani Zahrah. Paisal yang kebetulan berkerja dirumah sakit tak senggaja melihat Norman yang sering cek kesehatanya.
"Paman...lagi apa disini" tanya Paisal.
"Lagi menunggu Zahrah diruang persalinan dok" jawab Norman.
"Oh jadi Zahrah anak paman... baiklah aku akan menunggunya , kebetulan aku berteman dari dulu dengan Zahrah" jawab Paisal.
"Jadi..kamu tau tentang ayah dari anak yang dikandung Zahrah" tanya Norman.
"Iya paman ..dia teman Paisal sendiri" jawab Paisal.
"Dokter Paisal.. tolong bantu Zahrah untuk bertemu denganya... apakah kamu tau cerita sebenarnya terlalu banyak yang ingin paman tanyakan, tapi Zahrah cenderung menutupi masa lalunya.. tolong paman mohon".
"Paman jangan panggil dokter..Paisal saja, iya paman.. tapi saat ini dia kuliah ke luar negeri" sahut Paisal.
Norman terdiam dan tak berapa lama suara tangisan bayi keluar... haru yang mendegarkan itu Paisal menepuk bahu Norman mengucapkan selamat atas kelahiran cucunya.
Mereka berdua pun masuk ke ruang persalinan, Zahrah berbaring sambil memeluk sang bayi.
"Selamat atas kelahiran cucu bapak, dia sangat tampan' ucak dokter dan pergi .
"Terimakasih dok" jawab Norman. Paisal dan Norman menatap bayi yang rambutnya tebal berwarna coklat ,hidung mancung, dan mata berwarna coklat layaknya Fahri ayahnya. Melihat bayinya Zahrah seakan melihat lelaki yang dia cintai sekaligus rasa kecewa karena Fahri sering membohonginya. Sedangkan Norman dan Paisal terpana akan ketampananya.
"Bayimu sangat tampan nak.... ayah beruntung masih diberikan umur untuk menatap bayi setampan dia" puji Norman terhadap cucunya.
"Dia memang tampan, setampan ayahnya" jawab Paisal. Hal itu membuat Zahrah memalingkan mukanya sambil meneteskan air mata .(Seandainya.. kau masih disampingku.. mungkin dirimu bisa melihat anakmu) ucap Zahrah dalam hati.
*****
Fahri baru selesai belajar..beberapa materi pembelajaran dia lakukan , dia memutuskan untuk bersantai disebuah cafe sambil melihat pemandangan yang indah . Terlihat orang bule berlalu lalang ditempat itu, maklum lah Amerika semuanya serba biasa melihat orangnya tinggi tinggi dan berambut pirang. Ada hal yang menyita perhatian Fahri. Dia melihat bayi laki laki dalam gendonganya.,(seandainya jika aku tahu keberadaan mu Zill... mungkin kau sudah melahirkan buah cinta kita) ucap Fahri dalam hati.