Setelah kondisi Zahrah membaik, Zahrah pun bisa pulang oleh dokter. Dengan melihat bayinya yang lucu dan mengemaskan dia mencium bayi itu seakan tak akan lepasa dari sang anak. Binar cinta begitu dalam seakan dia menemukan sesosok Fahri ,Wajah yang begitu mirip dan tatapanya membuat Zahrah menjatuhkan air matanya. Allah memang begitu maha adil, dengan segala kekuasaanya dan menunjukan kebenaran disaat Zahrah sudah berapa tahun tak bertemu dengan ayahnya maka dia dipertemukan, disaat melahirkan bayinya wajah anaknya mirip dengan Fahri seakan nanti memberikan sinyal ketika suatu saat nanti Fahri bertemu anaknya dan dapat mengenalnya
Dengan tenang Zahrah duduk sambil menyusui bayinya, Norman mendekati putrinya sambil membawa sebuah kado.
"Zahrah,ayah memberikan ini untukmu, dan ini juga dari dokter Paisal" kata Norman meletakan kado diatas meja.
"Terimakasih ayah..atas segala perhatianmu..dan juga kadonya." ucap Zahrah.
"Ngomong ngomong...nama anak mu siapa nak " tanya Norman.
"Namanya Zein Al Fahri yah.... panggilanya Zein" jawab Zahrah.
"Nama yang bagus..ayo kita makan kasian ..nanti cucuku kurang asi nanti "ucap Norman. Lalu Zahrah pun pergi kemeja makan bersama Norman dan Zein diletakan dalam buaian.
*****
Paisal yang baru pulang kerja berbelanja segala keperluan bayi dia begitu semangat menyambut kedatangan Zein anaknya Zahrah. Tiba tiba Paisal menabrak seorang wanita yang tengah asyik membawa buku buku ditanganya.
"Maaf mba..sata buru buru" kata Paisal ikut mengambil buku yang jatuh, gadis itu menatap dan dengan kagetnya dia mengenal Paisal.
"Bang Paisal...tumben kita ketemu" kata Aisyah. ya dia Aisyah yang lagi mengajukan proposalnya.
"Aisyah...sedang apa kamu disini," tanya Paisal.
"Hmm lagi mau ngantar proposal bang.. abang beli keperluan bayi untuk siapa..oh... jadi abang udah menikah yaaa kok ngak kasih tau Aisyah.."jawab Aisyah.
"Oh..ini buat anak Zahrah temanya abang" ucap Paisal. Paisal lupa bahwa dia tidak boleh memberitahukan keadaan Zahrah maupun siapapun kecuali dirinya apalagi Aisyah dia takut Aisyah berlaku nekat lagi.
"Zahrah..siapa bang"tanya Aisyah.
"Dia teman kuliah abang dulu" jawab Paisal yang berbohong.
"Oh..gitu..bang nanti kita ngobrol lagi ini no hp Aisyah dan hubungi karena ada banyak hal yang ingin Aisyah ceritakan assallamu allaikum" kata Aisyah lalu pergi
"Waallaikum sallam" jawab Paisal yang memandang gadis itu seperti masih SMA.
Paisal pergi membawa barang barangnya dan menaiki mobil menuju kediaman Zahrah.
Tiba dirumah Zahrah, Paisal membawa barang yang begitu banyak kerumah.
"Assalamualaikum" kata Paisal.
"Waallaikumsallam, bang Paisal ayo masuk"ajak Zahrah. Mereka berdua pun masuk kedalam rumah yang besar itu dengan menyuruh pembantunya untuk menghidangkan makanan pada Paisal.
"Bayimu...mana Zill...maksudku Zahrah ..." tanya Paisal.
"Oh..Zein sedang tidur..tumben abang kemari" tanya Zahrah.
"Oh..jadi namanya Zein..ini ..abang beli untuk si Zein.." jawab Paisal menyodorkan banyak barang.
"Wah... makasih bang..ini banyak sekali apa ini tidak berlibahan"
"Tidak...abang mau tanya kenpa sih kamu masih bertahan dengan panggilan Zahrah.. padahal Zilla itu manis panggilanya." tanya Paisal
"Zilla itu masalalu Zahrah itu masadepan bukanya untuk tidak mengakui nama bukan itu bang , tapi Zahrah ingin bangkit dari masalalu yang sulit untuk dilupakan." jawab Zahrah dengan sedih.
"Oh ya.tadi abang ketemu Aisyah tadi" ucap Paisal dan membuah Zahrah terdiam antara marah dan kecewa masih terasa dibenaknya.
"Terus dia masih bersama bang Fahri" tanya Zahrah.
"Abang kurang tau..sepertinya dia kuliah dan tadi dia titip no telponya ada banyak hal yang dia bicarakan". jawab Paisal
"Apakah abang ...memberitahu tentang ku"
"Kamu tenang saja, abang jaga rahasia tentangmu.. dengar dengar Fahri kuliah keluar negeri, apakah kamu terus begini Zahrah berdiam diri tak mau memberi tau tentangmu dan anakmu"
"Entahlah bang... kurasa tidak, Zahrah tidak mungkin menganggu hubunganya dengan Aisyah. dan satu hal lagi Aisyah sangat berbahaya, tidak sampai aku begini kalau bukan ulah Aisyah. Tapi Zahrah minta tolong. Selediki kehidupan Aisyah,apakah dia masih bersama dengan bang Fahri.
"Zahrah... itu berarti kau masih mengharapkanya"ucap Paisal dengan lemah .
"Bukan untuku.. tapi untuk Zein..karena nanti dia butuh keterangan dari ayah kandungnya apalagi dia sekolah" jawab Zahrah.
"Kenapa tidak abang saja jadi ayah kandungnya" tanya Paisal melemparkan senyuman.
"Zein itu bukan anak kandung abang, sedangkan Zahrah ini ibarat perempuan yang hanya bekas , dan bukan apa apa" sahut Zahrah.
"Tapi ..abang mau" jawab Paisal dengan senyum menggoda.
"Sudah jangan becanda tu..Zein nangis, minggu depan abang datang karena ada acara aqiqah buat Zein" jawab Zahrah pergi.