Chereads / Cinta Zahrah dan Aisyah / Chapter 75 - Nama Zahrah

Chapter 75 - Nama Zahrah

Pagi yang cerah Norman datang dengan semangat menemui Zilla dan merasa rindu denga Zilla hatinya senang dia membawa beberapa buah untuk Zilla makan.

"Nak... ini buah untukmu..tolong dimakan ya"ucap Norman dengan lembut.

"Iya paman terimakasih" jawab Zilla.

"Sekarang jangan panggil paman... panggil saja aku ayah.. ya ..aku akan menjagamu dan merawatmu...sekarang apakah kau ingat dirimu"Tanya Norman lagi.

"Belum paman..maksudku ayyyah.." jawab Zilla.

"Ayah sudah menemukan KTP mu.. jadi ayah punya nama yang akan ayah beri, nama mu sekarang Zahrah itu nama mu..apakah kau suka nak kata Norman"

"Nama yang bagus paman maksudku ayah iya nama ku Zahrah."

Norman memeluk Zilla yaitu Zahrah sekarang nama yang digantikan panggilanya , rasanya Zahrah mendapat kehidupan yang baru dalam dirinya dan pelukan Norman membawa kedamaian baginya.

*****

Rasa lelah Fahri , sudah terlintas dipikiranya dua hari dia sudah mencari Zilla kesana kemari namun tak pernah bertemu. Hatinya berbisik kesepian dan tak ada tawa canda yang menghiasi rumah dan bahagia kala dia bermimpi terlalu jauh tentang anaknya dan kebahagiaanya bersama Zilla. Kini air mata Fahri mengalir kesedihanya juga diikuti oleh Narti dan juga pak Udin yang berkerja dirumahnya.

Pagi kini terasa menyedihkan Fahri sakit semakin terpuruknya kehilangan Zilla sampai tak mau makan,Salman dan Fatimah sampai kwatir terhadap Fahri dia membawa dokter kerumahnya dan sekaligus Fahri kini tinggal di rumah orang tuanya. Salman pun juga menjadi luluh atas keras kepalanya kini membuat kehidupan anak semata wayangnya hancur dia juga mencari keberadaan Zilla atau Zahrah , namun juga tidak tau , semuanya begitu sulit mereka temui. Hingga keberadaan Aisyah dirumah itu, menyadari dengan kesalahanya tapi apalah dibuat nasi sudah menjadi bubur dengan sabar dia merawat Fahri untuk terakhir kalinya karena esok pagi dia pulang kekampung halamanya.

"Fahri..sadarlah nak.. jangan siksa dirimu.. begini.. tolong sembuh .. jika kau sembuh maka kamu bisa mencari istrimu" ucap Fatimah dengan sedih.

"Umi...Fahri tidak bisa hidup tanpa Zilla umi...Zilla segalanya bagi Fahri, lebih baik Fahri mati jika hidup Fahri begini" kata Fahri dengan lemah. Fatimah menatap putranya saat ini begitu rapuhnya dia dan tak berdaya ditinggalkan seorang perempuan. Air mata Fatimah mengalir begitu saja dan tak terasa membuatnya lebih sakit lagi.

"Fahri umi dan abi berusaha mencari Zilla untukmu...berjanjilah untuk sehat dan makan .. jangan buat dirimu seperti ini , dan perbaiklah kesalahan yang sudah terjadi. Ingatlah allah dimana dirimu berada jangan larut dalam kesedihan dan berdoa semoga istrimu baik baik saja dalam lindungan allah". Nasehat Fatimah dan membuat ada binar cahaya terang dihati Fahri, dia meneluk ibunya dan mencium tangan dengan tangisan.

"Umi..terimakasih telah memberi nasehat pada Fahri yang lupa diri, Fahri sadar umi..Fahri tak boleh putus asa meskipun hati Fahri sakit yang terus memikirkan Zilla , Fahri kwatir umi..Zilla tidak punya siapa siapa selain Fahri sebagai suaminya." jawab Fahri. Fatimah membawa beberapa bubur dan memberikan anaknya yang kondisinya melemah itu. Dengan tenang menyuapi Fahri.