Wajah Aisyah menjadi semakin pucat dia langsung berlutut dan memeluk kaki Fahri.
"Ampun....bang...maafin Aisyah, Aisyah tak bermaksud begitu tolong jangan laporkan aku kepolisi, Aisyah terlalu cemburu karena abang tidak pernah peduli dengan Aisyah, bahkan cinta sulit untuk Aisyah dari abang" kata Aisyah sambil memeluk kaki Fahri.
"Aisyah...cepat lepaskan tangan mu cepat.." teriak Fahri.
"Aisyah..tolong dengarkan umi..jangan begitu ..berdirilah, Fahri maafkan lah Aisyah"kata Fatimah dengan lembut.
"Umi ...aku akan maaf kan Aisyah..tapi mulai detik ini dia bukan istriku lagi...aku talak dia.. dan sekarang kau bebas Aisyah." kata Fahri dengan emosi.
"Abang ..jangan bilang begitu cabut kata katamu"pinta Aisyah.
"Sudahlah .... aku tidak pernah menyentuhmu... kau bebas sekarang ...hanya itu solusi..supaya aku tidak melaporkan mu pada polisi" Fahri pergi dan Salman hanya diam tanpa bicara sedikitpun.. begitu juga Fatimah hanya Aisyah menangis tidak terima dengan keputusan Fahri. Dia terus berteriak meratapi kebodohanya dan penyesalan atas perbuatan jahatnya.
*****
Suasana rumah sakit begitu agak sepi, dokter menghampiri Norman dengan memberitahu bahwa ada hal yang sangat penting.
"Pak Norman ada hal yang sangat penting ingin ku bicarakan pak" kata dokter.
"Ada apa..pak" tanya Norman.
"Ini masalah gadis yang bapak bawa kesini..Kondisi tentang ingatanya tidak stabil.. apalagi kondisinya lagi hamil, dan berkat kuasa allah semua janinya tidak apa apa hanya saja gadis itu harus perlu mengingat tentang dirinya." kata dokter.
"Iya...dok..lakukan lah terbaik untuknya demi kesembuhanya, masalah biaya nanti dokter tenang saja" jawab Norman. Dokter pun setuju lalu pergi begitu saja meninggalkan Norman.
Norman sudah berpikir ada kaitanya dengan dirinya, apalagi melihat selendang itu masih melekat ditangan Zilla seakan susah melepaskanya. Benarkah Zilla itu putrinya setelah sekian tahun bahkan sejak dilahirkan dia tidak pernah menatap putrinya.
Norman masuk keruangan Zilla yang baru selesai makan. Dia menatap lekat wajah cantik itu, mirip sekali dengan Suryati waktu muda. Dengan langkah hati hati dia mendekat gadis itu.
"Kau baru selesai makan, Nak..apakah gerangan dengan selendang mu hingga tidak bisa terlepas ..apakah paman bisa pinjam sebentar selendang itu" tanya Norman pada Zilla. Zilla mencoba mengingatnya dan hanya satu wanita yang begitu lekat padanya.
" Selendang ini sangat berarti dalam hidup ku... rasanya aku merasa sesosok ibu yang memberikan padaku, Silahkan paman lihat" jawab Zilla sambil memberikan selendangnya pada Norman. Norman membuka dibelakang selendang itu , dan tertulis (Suryati & Norman) dan beberapa jahitan puisi cinta yang sengaja Norman pesan dari penjahit terkenal kala itu. Hatinya bergetar dan mulai yakin Zilla adalah putrinya. Air mata Norman jatuh tak tertahankan setelah sekian tahun dia mencari keberadaan istri dan anaknya kini dia melihat langsung putrinya. Meskipun Norman belum tau Suryati saat ini karena keadaan Zilla belum pulih jadi dia harus bersabar.