Sahabat semua yang masih setia membaca karya saya, mohon maaf dari segala kekuranganya, cerita ini adalah karya tulis saya waktu tahun 2009. Saya menulis dengan sebuah cerpen waktu saya SMA dan ada beberapa cerita yang saya ubah karena berhubung ini adalah novel. Tolong dukung karya saya dan beri voting sebanyaknya karena selesai penulisan ini lanjut tentang cerita kehidupan masalalu saya sendiri di masa penjajahan dan kemudian nanti bertema horor.
Sudah berapa enam bulan kamudian Zahrah atau Zilla sendiri mulai perutnya membesar , dia sangat kepayahan dalam bergerak tetapi Norman selalu memberi cinta kasih sayang pada Zahrah. Awalnya Zahrah mengira dirinya sebagai anak angkat kemudian Norman berterus terang tentang dirinya bahwa dia adalah ayah kandung dari Zahrah.
Kehidupanya kini mulai membaik sedikit demi sedikit Zahrah belajar tentang menjahit dan berbisnis serta desain baju yang banyak digemari anak muda dan ibu ibu saat itu. Norman begitu bangga, mengingat kandungan Zahrah sudah memasuki delapan bulan dia tidak ingin putrinya berkerja lebih keras.
"Nak.. jangan terlalu cape..ingat kandungan mu sudah memasuki delapan bulan..jaga kondisi mu , kasian bayimu sayang" kata Norman sambil membelai putrinya.
"Iya..ayah ..lagian Zahrah mau selesai nih... merancang bajunya, makasih ..ayah... dirimu ayah yang baik yang Zahrah kenal" ucap Zahrah.
"Ngomong gomong sekarang kamu cantik nak pakai hijab ,dan ayah senang dirimu pakai hijab, tapi ... apakah kau mengingat ayah dalam kandunganmu"tanya Norman , Seketika tawa Zahrah pecah dia masih binggung saat ini tentang dirinya. Akhir akhir ini dia selalu bermimpi pria tampan yang menyentuhnya dan membelainya dan memperlakukanya sebagai istri , namun ingatanya masih kurang baik.
"Ayah...Zahrah binggung tetapi perasaan Zahrah anak ini bukan dari hubungan gelap atau pemerkosaan yang jelas rasanya Zahrah pernah menikah dengan pria tampan dan pria itu yang selalu dalam mimpi Zahrah. Zahrah tidak kuasa yah...jika anak ini lahir dan kelak mencari ayahnya bahkan nanti menghinanya nanti karena statusnya belum jelas.. Zahrah begitu tak berdaya dengan semua ini" jawab Zahrah dengan air matanya. Norman begitu tersentuh mendegar putrinya berkata dalam kesedihan dia mengingat masa lalu yang begitu pahit ketika orang tuanya mengusir Suryati dari rumah dalam keadaan hamil sedangkan dia dirumah sakit.
"Sudahlah Zahrah ayah akan ada disampingmu, meskipun nanti tak ada ayahnya nanti maka ayah sebagai kakek untuk menjadikan dia kasih sayang layaknya seorang ayah dan cucu ..dua duanya akan ayah berikan" ucap Norman.
"Ayah..Zahrah pengen USG besok dirumah sakit , maukah ayah mengantarkan Zahrah" kata Zahrah melupakan kesedihanya.
"Tentu nak nanti akan ayah antar"jawab.
Norman dengan tenang.
Ke esokan harinya Norman mengantarkan Zahrah kerumah sakit, dengan dokter langganan mereka. Zahrah dengan gugup masuk kesebuah ruangan USG ditemani ayahnya. Dokter mulai mengecek dan melihat dilayar monitor tentang kondisi kesehatan bayi.
"Alhamdulillah bayinya sehat bu, wajahnya sepertinya kebule an dengan hidung mancung, serta jenis kelaminya laki laki" kata dokter perempuan itu.
"Sepertinya ayahnya orang luar kan Zahrah...Arab atau Amerika" ucap Norman secara tidak sadar sampai dokternya tersenyum.
"Mungkin Zilla lupa..yah..tapi rasanya Arab" jawab Zahrah asal.
"Memangnya ibu ini tidak tau suaminya" tanya dokter yang binggung.
"Anak saya dok...kecelakaan dan tidak ingat sama sekali tentang dirinya dan suaminya. Saya juga baru bertemu denganya setelah sekian tahun tidak berjumpa" jawab Norman dengan sedih. Zahrah merasa sedikit pusing kepalanya dan dia pun pulang berpamitan dengan dokter.