Sudah seminggu Paisal tidak bertemu dengan Zilla, dia sudah memikirkan Zilla akhir akhir ini. Entah kenapa hatinya sudah mulai jatuh cinta yang membuatnya menyukai Zilla. Paisal yang baru datang dari luar kota mencari keberadaan Zilla, dari sekolah hingga rumah tak bisa bertemu Zilla, yang dia dengar hanyalah semenjak persilisihan antara Aisyah dan Zilla membuatnya Zilla tidak pernah kesekolah. Bahkan ada juga yang bilang bahwa Zilla membawa ibunya berobat keluar kota. Tidak tau yang benar membuat Paisal sudah binggung rindunya semakin terasa kala suara Zilla tidak lagi terdengar ditelinganya.
Tiba tiba Paisal bertemu Dimas yang baru pulang sekolah.
"Maaf kamu teman sekelas Zilla ya...rasanya wajahmu tidak asing lagi" kata Paisal menghampiri Dimas dipintu gerbang. Dimas mengerutkan keningnya mencoba mengingat pria didepanya yang tidak asing baginya. Dan Dimas baru sadar itu adalah pria yang menemani Aisyah dan Zilla ketika dilestoran.
"Oh iya..aku lupa bang, kenalin aku Dimas teman kelas Zilla dan Aisyah" kata Dimas sambil menggulurkan tangan.
"Paisal"kata Paisal sambil menggulurkan tangan pada Dimas.
"Dim..kamu tau ngak kemana Zilla sekarang abang datangi kerumah ngak ada, kesekolah juga hampir seminggu ngak turun" kata Paisal dengan lesu.
" Maaf bang hubungan abang sama Zilla apa ya" Tanya Dimas dia begitu penasaran dengan Paisal.
"Abang cuma teman Zilla dan abang sekampung denganya, karena abang tugas keluar kota sebagai supirnya ayah Aisyah jadi abang tidak tau kemana Zilla sekarang" kata Paisal dengan lembut.
"Oh ...gitu..Zìlla ada dirumah sakit bang, karena ibunya mendadak tak sadarkan diri" kata Dimas dengan sedih.
"Asstafirrlullah..kamu tau Dim tempatnya" balas Paisal kaget.
"Iya bang...mari aku antar" kata Dimas. Mereka pun pergi Dimas naik mobil sedangkan Paisal memakai motor.
Sesampai dirumah sakit Dimas dan Paisal menuju ruangan tempat Suryati dirawat. mereka mengentuk pintu dan yang membuka adalah Zilla yang tanpak pucat akibat dihantam suaminya, berjalan pun agak aneh.
"Asslamuallaikum" kata Paisal
"Waalllaikum salam" jawab Zilla. Dia melihat ada Dimas dan Paisal dan menyuruh mereka masuk.
"Bagaimana ibu mu bisa masuk rumah sakit Zill" tanya Paisal.
"Panjang ceritanya bang..dan Zilla ngak tau ibu bisa separah ini" jawab Zilla.
"Abang tau Zilla disini dari Dimas yaa" tanya Zilla.
"Iya " kata Paisal sambil melihat Dimas yang terus memandang Zilla.
"Zill...wajahmu sampai pucat ..gitu karena kecapean kau harus berobat" kata Paisal menatap kwatir. Sontak Zilla terbatuk batuk karena kaget ,dalam hati Zilla apanya yang cape ngurus ibu padahal dia dihajar Fahri oleh malam pertama.
"Ngak apa apa bang..Zilla mungkin kurang tidur memikirkan kondisi ibu"jawab Zilla, Narti hampir tertawa.
"Itu siapa Zill, kok baru aku lihat disini "tanya Dimas.
"Oh...itu bi Narti disuruh bang Fahri nunggu ibu" jawab Zilla dengan senyum. Zilla pun pergi menggambil air botol mineral dan bi Narti membawa kue kering memberikan pada Paisal dan Dimas. Mereka tanpak memperhatikan jalan Zilla yang agak tertatih tatih.
"Zill kamu abis jatuh" tanya Dimas
"Emang kenapa kamu tanya gitu" jawab Zilla dengan polos. Paisal melirik Dimas.
"Kamu jalan kayak kesakitan gitu" kata Dimas.Apalagi kalauc bukan jatuh..
"Oh..iya.. aku terpeleset kamar mandi tadi"jawab Zilla dengan senyum dibuat buat(sialan bang Fahri sampai bikin aku malu mending cewe ini cowok) gerutu Zilla dalam hati. Narti tidak kuat menahan tawa akhirnya dia keluar ruangan tertawa dengan lepas.
"Kalau gitu aku pijit kakimu" kata Paisal dan Dimas pun tidak mau kalah juga
"Aku harap kamu ketukang urut Zill" kata Dimas sambil menatap Paisal.
"Sudah..sudah aku tidak apa apa...makasih tawaran kalian"Jawab Zilla dengan kesal. Setelah lumayan lama berbincang Paisal dan Dimas pun pergi.