Tentu saja Miranti menolak dengan tegas. Karena bahkan trauma yang ditinggalkan oleh mantan suaminya dalam sebuah wujud perasaan jijik terhadap suatu hubungan intim, pun belum saja dapat ia hilangkan.
Dan, meletuplah segera kemarahan yang sudah ia tahan selama beberapa saat terakhir.
"Indra, kamu jangan kurang ajar! Tidak pantas kamu berkata seperti itu pada saya yang merupakan atasan sekaligus pemilik perusahaan. Tahu dirilah dengan berusaha bercermin untuk mencari tahu, bahwa kamu ini hanyalah akan kuanggap sebagai sebuah penutup aib saja. Dan jika saja aku tidak memikirkan akibat dari kehamilan ini yang akan memnimbulkan keributan dari mantan suamiku, tidaklah aku akan sudi untuk menerima uluran tanganmu dengan berpura-pura sebagai suami." Wanita itu langsung saja melampiaskan kemarahannya dalam kata-kata yang semakin pedas.