"Mmmffhhhh ... Mas Indra ... hhhhh ..." pekik tertahan pun terdengar keluar dari bibir si gadis, ketika masih dengan tetap lembut bibir hangat Indra mengecup putik puncak bukit yang masih terlihat menguncup itu. Hingga dengan sebuah rasa yang tak tertahankan lagi, sang gadis merenggut rambut belakang kepala Indra saat bibir lelaki itu bagai tak mau melepaskan puncak sensitifnya.
Amanda mendesah bahkan mengerang saat puncak-puncaknya bergantian dikecup dan digelitik oleh sesuatu yang hangat namun bagai mengandung daya sengat yang memicu dirinya untuk terus menggelinjang geli.
Lemas serta lunglai dan tak berdaya, gadis itu hanya mampu menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa, sementara tangannya memeluk leher Indra yang tengah berlutut dihadapannya sambil sesekali menarik rambut si pemuda yang terus mencumbui bagian atas tubuhnya.