Gadis itu bangkit dari duduk, lalu berlutut di hadapan Indra sambil meletakkan tangan pada tubuh di depannya. Satu tangan Ia letakkan di pundak, sementara yang sebelah kanan Ia kalungkan pada belakang kepalanya.
"Don't worry, Ndra … everything will be oke …" hiburnya dengan lembut.
"Tapi, kesekian kali ini pun aku sudah kau tolak mentah-mentah," keluh si pemuda dengan wajah murung.
"Andai memang begitu, tidaklah berarti jika kita tak bisa tetap berteman dan menjadi sahabat selama sisa hidup kita. Hei … dunia tak berarti akan kiamat jika seorang gadis menolakmu. Lagi pula, menunggu satu dua bulan juga tak lama," demikian bujuk Vanessa untuk mengusir kesedihan hati si pemuda yang memang sudah begitu dekat dengannya.
