Bangunan yang digunakan untuk berteduh itu terlihat begitu sederhana dan terbuka dengan keempat sisi berdinding semen setinggi satu meter. Didirikan dari beberapa tiang besi penyangga, tempat berteduh itu juga difungsikan sebagai tempat penimbangan hasil panen saat kegiatan pekerja perkebunan berlangsung. Namun karena mungkin kurang terawat atau memang hanya sekedar menjadi bangunan darurat saja, tak heran sudah nampak beberapa kucuran air yang menerobos tumpukan bocoran atap dan menetes membasahi lantai.
Meskipun gubuk cukup luas dan cukup untuk berteduh beberapa belas orang, namun bocornya atap yang hampir merata itu jadi seperti tak menyisakan cukup tempat yang benar-benar kering dengan keadaan yang seperti itu. Dengan demikian, maka semakin sempitlah area yang bisa mereka gunakan untuk benar-benar terhindar dari tetesan air. Tapi untungnya di sekeliling bangunan ada dinding yang menutupinya, sehingga mereka tidak terkena tampias hujan yang terbawa angin.