Di langit saat ini terlihat tiga buah bulan dengan warna yang berbeda satu sama lain. Ada warna merah, hijau, dan biru yang menghiasi langit malam itu.
Itu tampak aneh jika kuingat-ingat sebelumnya. Dulu aku hanya memperhatikan bahwa hanya satu bulan yang terlihat. Dan saat ini ada tiga bulan dengan warna yang berbeda pula.
Ini memang benar-benar sebuah dunia yang berbeda bukan? Pikirku lagi.
Dan saat ini aku dan Gatti, serta para demihuman lainnya, diperintahkan untuk berbaris dan mengantri. Di sebuah lapangan rumput yang tidak begitu tinggi, ada sekitar sepuluh meja yang telah berdiri di depan kami.
Setiap meja akan membagikan makanan untuk para budak. Dan di setiap satu meja, akan ada barisan yang mirip seperti ular memanjang ke belakang dengan dengan dua shaf.
Para budak demihuman tetap diberi makan oleh para manusia. Mereka diberi makan ketika pagi dan ketika malam sebelum tidur.
Dan di sana terlihat mereka yang telah menerima makanan memegang sebuah mangkuk dari kayu. Sepintas terlihat mirip dengan tempurung kelapa. Selain itu mereka tidak disediakan sendok di dalamnya.
Di mangkuk itu terdapat makanan seperti bubur dengan sepotong kentang dan sepotong wortel lalu diberi kuah berwarna coklat.
Aku rasa, itu bukanlah makanan yang buruk. Namun tidak tahu dengan rasanya. Jarak diriku dan meja itu masih ada sekitar tiga puluh orang lagi. Dan Gatti tepat berdiri di depanku saat ini.
Dia terlihat gugup, apa dia kelehan?
Atau mungkin dia sedang memikirkan rencana nanti malam?
"Gatti! Apa kau oke?"
"Tentu, tentu… aku baik-baik saja. Yaa, kapan ini giliran kita? Antriannya masih panjang. Aku hanya sangat lapar saat ini".
Gatti menjawab dengan senyum yang terpaksa di wajahnya. Mungkin itu memang karena kelaparan. Atau memang dia saat ini sedang cemas dilihat dari auranya. Yang jelas, nanti akan dibicarakan tentang itu.
"Apa kau bisa menahannya? Jika tidak akan segera aku ambilkan ke depan?"
"Tidak, tidak perlu. Aku dapat menahannya kok"
"Hmm, baiklah kalau begitu".
Sebenarnya aku merasakan ada kecemasan serta takut dari auranya. Keringatnya juga keluar di balik bulu-bulu di wajahnya itu. Yah, mungkin dia terlalu memikirkan misi ini jika gagal.
Aku juga merasa sedikit kasihan, tapi itu bukanlah jawabannya. Dia sendiri harus bisa melawan ketakutannya jika dia ingin keluar dari sini denganku. Kurasa akan ada banyak bahaya yang akan menanti setelah misi ini selesai.
"Kau! Selanjutnya…" Bentak manusia dengan armor yang berdiri di sisi manusia yang membagi makanan itu.
Ternyata, tanpa disadari sekarang sudah giliran Gatti menerima jatah makanannya. Tapi dia seperti sedang melamun ketika gilirannya tiba, sehingga dia dibentak oleh manusia itu.
Haahh… tampaknya aku harus memacu semangatnya lagi nanti. Dia harus memiliki mental yang kuat untuk misi ini. Jika kekuatan fisiknya, kurasa dia sudah cukup kuat dengan itu. Tapi sayang sekali dengan mentalnya.
Setelah Gatti menerima bagiannya, kini adalah giliranku. Manusia yang berdiri di depanku adalah seorang wanita ternyata. Dialah yang bertugas membagikan makanan kepada para budak.
Tapi ada apa dengan dadaku ini?
Aku tahu jika wanita itu sangat cantik, kulitnya putih dengan rambut kuning emas yang bergelombang tergerai ke bawah. Matanya cukup indah yang terlihat jernih itu.
Tapi memangnya kenapa?
Dia adalah manusia! Dan aku merupakan seekor anjing. Atau sekarang lebih ke demihuman. Tapi tetap saja itu mustahil bukan?
Apa ini karena aku merupakan setengah manusia, jadi ada sedikit perasaan suka ketika melihat penampilan wanita itu? Tapi ini terasa aneh.
"Ini… makananmu".
Suara lembut wanita itu terdengar sejuk di telinga.
"Oh… ya, baiklah". Aku membawa mangkuk itu dan segera menuju ke temapat Gatti yang sedang duduk di sudut lapangan itu.
Di sana dia hanya sendirian, menikmati makanannya. Kupikir dia juga tidak memiliki teman sebelumnya. Meski aku naru menyadari dalam sehari ini, tapi aku tidak pernah melihatnya mengobrol dengan yang lain selain diriku.
Lalu ketika aku hendak ke tempatnya, ada dua demihuman yang menghampirinya. Itu adalah demihuman beruang kurasa, dan satunya lagi merupakan kuda.
Mereka berdua menghampiri Gatti yang sedang sendirian. Mereka seperti sedang mendebatkan sesuatu kulihat dari kejauhan.
Aku segere ketempatnya jika dia membutuhka pertolongan. Setelah semakin mendekat, aku mendengar mereka menyebut tentang TWT.
"Kita hanya harus menunggu mereka datang. Aku mendapat kabar bahwa saat ini mereka jauh di daerah perbukitan Batu Naga. Mereka sedang menyiapkan rencana untuk membebaskan kita semua". Ucap beruang itu yang sepertinya sedang cemas.
"Ya, aku tahu itu. Tapi kapan? Sebelum mereka datang ke sini, kita mungkin nanti telah benar-benar mati terkubur di sini tanpa melakukan apa-apa".
Gatti menjawab dengan nada rendah yang terlihat cukup sedih. Aku tidak tahu mengapa, semenjak aku membahas tentang rencana kabur itu, dia terlihat sedih di sisi lain.
Aku merasa bahwa ada sesuatu yang mengingatkannya tentang hal yang mengenai hatinya itu. Mungkin itu seperti sebuah kenangan sedih yang telah dia alami.
Ketika melihat mereka berdebat, aku terhenti dengan langkahku. Aku merasa bahwa itu bukanlah saat yang tepat untuk masuk.
"Tapi Gatti yo, itu sangat berisiko. Sebagai temanmu semenjak pertama kali kau di sini, aku merasa cemas denganmu. Tapi jika itu memang keputasan akhirmu, aku tidak akan memaksamu untuk menghentikannya. Karena aku tahu bagaiman perasaanmu sebenarnya".
Kata demihuman kuda itu menasehati Gatti. Suaranya terdengar sangat tulus dengan ucapannya. Aku dapat mengetahuinya bahwa dia benar-benar sedang mencemaskan Gatti.
Kucabut ucapanku sebelumnya. Ternyata Gatti ini memiliki beberapa teman, dan itu mereka juga sangat baik.
Yang penting Gatti itu sepertinya telah benar-benar yakin dengan rencana kabur itu. Dia bahkan telah mengatakan kepada temannya. Aku hanya tidak ingin itu sampai bocor, tapi kulihat mereka dalah teman yang baik, jadi mungkin tidak perlu kupikirkan.
Lalu mereka berdua kembali pergi meninggalkan Gatti sendirian. Dengan raut wajah yang gelap, memancarkan kesedihan, kuda dan beruang itu hanya terus berjalan.
Aku juga segera pergi ke sisi Gatti. Sambil menepuk pundaknya, aku bermaksud sedikit menghiburnya.
"Hei kawan, bagaimana perasaanmu setelah makan? Apa kau masih lapar?" Tanyaku sambil mengambil tempat di sampingnya.
"Yah, begitulah. Mereka hanya memberi kita makan semangkuk ini. Lambungku bahkan lebih besar dari mangkuk itu. Jadi tentu saja aku masih lapar". Gatti menjawab seperti tidak ada terjadi apa-apa sebelum Cigin datang.
Kami hanya sedikit tertawa setelah jawabannya itu. Lalu dia kembali memasang wajah serius.
"Kau mendengarnya bukan?" Ucap Gatti yang hanya memandang ke arah tiga bulan di langit.
"Yap" Jawabku singkat. Aku hanya terus mencoba menikmati makananku. Kupikir itu akan hambar, namun masih ada tersisa rasa gurih di dalamnya.
Lalu Gatti kembali melanjutkan.
"Seperti yang telah kukatakan, malam ini kita akan membuat rencana. Aku akan memberikan informasi, dan kudengarkan rencanamu setelahnya. Jadi kita bisa berdiskusi setelah itu".
"Mm, seperti katamu".
…
Kini semua budak demihuman telah tidur, semuanya tidur di ruangan yang cukup besar. Hanya aku dan Gatti yang masih terbangun.
Ruangannya memang gelap, tapi ada beberapa lampu dari api yang terus menyala di sebuah kotak kaca tergantung di dinding-dindingnya.
Meski tidak ada kasur atau bantal di ruangan itu, yang hanya beralaskan tanah, semua demi human tidur dengan rapi. Setidakya itu masih terlihat rapi meski ukurang tubuh mereka banyak memiliki perbedaan.
"Ayo kemari!" Ucap Gatti membawaku ke ruangan belakang.
Di dalam ruangan tersebut, ada sebuah ruangan yang kira-kira lima meter persegi, dan itu merupakan sebuah kamar mandi. Kami mengunci pintu terseut dan berdiskusi di sana.
Gatti mulai mengeluarkan semua informasi yang dia berikan. Dan itu kebanyakan tentang tata letak dari area saat ini dan di luar. Karena tambang bawah tanah di sini dikelilingi oleh tembok yang cukup tinggi. Lalu ada sihir di atasnya yang menghalangi jika ada para demihuman yang berusaha kabur dengan terbang.
Juga Gatti menyebutkan bahwa penjaga yang berada di dalam dan di luar berjumlah sekitar lima puluh orang. Lalu akan datang nantinya lima puluh orang lagi untuk bertukar tempat dengan mereka yang telah berjaga ketika tepat tengah malam.
Namun masih belum diketahui mereka datang dari mana. Apakah itu ada sebuah tempat tinggal yang tidak jauh dari sini di dalam hutan? Karena, sebagian tempat ini dipenuhi oleh hutan lebat yang sedang ditebangi satu-persatu oleh para budak.
Setelah semua informasi, aku mencoba memikirkan beberapa rencana.
Aku berencana untuk melakukannya dua hari lagi. Dan akan dilakukan tepat tengah malam. Di sana, kita akan melakukan penyamaran dengan menjadi prajurit yang akan bertukar tempat.
Jadi setelahnya, tentu kita akan dapat keluar sambil berpura-pura sebagai penjaga.
Inti dari misinya adalah secara garis besar seperti itu. Namun untuk melakukannya, itu tinggal kondisi di lapangan. Serta, ini merupakan misi sembunyi-sembunyi. Jadi sebisa mungkin untuk tidak memancing keributan.
"Bagaiman dengan itu?" Tanyaku setelah semua rencana yang sampaikan kepadanya.
Gatti mulai berpikir dengan memejamkan matanya. Dia begitu tenang dengan penampilan itu.
"Tidak buruk, tapi tetap kau ingat… mereka manusia itu ada memiliki sihir. Sihir itu tidak dapat kita pahami tentang kekuatannya. Mereka bisa saja mengetahui kita dengan sihir. Jadi, tetap untuk berhati-hati. Hanya itu yang dapat kukatakan. Pasalnya aku juga tidk tahu tentang sihir itu. Yang jelas, itu sangat kuat".
"Aku akan mengingatnya" Jawabku yang akan mengakhiri diskusi kami.
Setelah semuanya selesai direncanakan, kami kembali berniat untuk tidur.
Membuka pintu kamar mandi itu dan tiba-tiba sesuatu muncul di depanku. Gatti di sebelahku seakan terlihat ingin berteriak karena terkejut. Aku segera mencengkram mulutnya dengan kedua tanganku agar itu tidak terbuka.
"Ap-apa yang kalian lakukan?". Itu adalah perkataan dari demihuman kelinci. Serta dia memberikan tatapan curiga yang sedikit mencondongkan tubuhnya kebelakang.
Aku juga tidak mengetahui siapa dirinya, tapi jika dia telah mendengar percakapan kita, apa yang harus kulakukan? Apa itu berarti harus kubunuh agar dia tidak membocorkannya?
Gatti masih menggeliat di tanganku, dan sedang mencoba melepaskann cengkramanku. Aku secara tidak sadar telah menahannya dengan keras.
Setelah melepaskan Gatti, sekarang apa yang harus kulakukan? Jika langsung bertindak, bisa jadi Gatti membatalkan untuk bekerja sama denganku. Tapi bagaimana?
Lalu aku mencoba untuk tetap tenang dan menghembuskan nafas panjang.
"Siapa kau?"
"Aiiiee..!!"
Kelinci itu seperti ketakutan dengan suara tebal milikku. Padahal aku tidak mengintimidasinya meski aku hanya bersikap waspada.
"Hei, tenanglah! Aku tidak akan menyerangmu atau sebagainya. Aku hanya bertanya, siapa kau? Dan apa yang kau lakukan di sini?"
Aku berusaha untuk menenangkannya. Gatti juga hanya diam dengan cemas di wajahnya.
"A-aku… aku hanya ingin pergi ke kamar mandi. Aku tidak tahu jika ada orang".
"Siapa namamu?"
"Nama? Nama… namaku Yu Feng. Maaf jika aku mengangetkanmu. Aku akan segera kembali". Selagi berbalik badan.
"Tunggu!" Aku segera mengentikannya dengan tanganku. Aku merasakan bahwa tubuhnya sedang gemetar. Tapi tetap saja tidak bisa kulepaskan begitu saja.
"Ak-a… aku janji tidak akan mengatakan kepada siapapun. Aku janji!"
Tiba-tiba, kelinci yang disebut Yu Feng itu mulai berbicara. Dia mengatakan tidak akan memberitahu siapapun. Berarti dia telah mendengarkan percakapan kami.
Akan berbahaya jika dia dilepaskan dan tidak sengaja mengatakan kepada orang lain. Jadi sekarang bagaimana?
"Jadi kau mendengar apa yang kami katakana ya? Bunuh saja tidak ya?"
"Tidak… tidak perlu!".
Gatti menghentikanku dengan panik. Padahal aku hanya mencoba bertanya padanya dengan santai. Tapi reaksinya begitu berlebihan. Apa dia juga menyembunyikan sesuatu?