Keheningan menyelimuti semua di dalam ruangan itu sejenak. Kecurigaan, ketakutan, cemas, mengisi raut wajah semua orang.
Lalu aku menyipitkan mataku sambil sedikit memiringkan kepalaku sejenak. Sambil menengok ke arah Gatti, aku bermaksud menanyakan alasan sikap berlebihannya itu.
Gatti paham maksud dari pandanganku itu dan mulai angkat bicara.
"Tenang dulu kawan, tidak perlu kau sampai begitu. Maksudku dia juga demihuman seperti kita bukan? Jadi dia pasti mengerti dengan semua itu". Ujar Gatti mencoba meluruskan.
Tapi apakah itu memang alasannya?
"Begitukah? Kalau begitu, kau yang akan mengurusnya. Tapi jika karenanya kita gagal, bahkan setelah di nerakapun, akan kucari dirinya".
Aku sedikit meninggikan suaraku dengan maksud mengintimidasi mereka. Itu menjelaskan kepada mereka bahwa aku benar-benar serius ingin keluar dari tempat ini.
Setelah itu aku langsung meninggalkan mereka berdua.
Dalam keadaan canggung itu, aku juga merasa sedikit berlebihan. Tapi tetap saja, aku tidak ingin rencana ini gagal. Karena itu semua akan berakhir dalam satu kali percobaan. Tidak akan ada lagi kata kesempatan kedua atau selanjutnya.
Aku meyakini itu bahwa para manusia itu akan segera mengeksekusi kami setelah kami gagal. Dan itu akan benar-benar menjadi akhir bagiku. Meski itu hanya firasat saja.
Aku memang masih belum mengerti kenapa aku berada di sini. Setelah semuanya, ini tetaplah seperti mimpi bagiku. Kalian mungkin juga bingung, tapi seekor anjing juga bisa bermimpi loh!
Tapi semakin lama, aku merasa bahwa ini memang nyata. Aku telah hidup kembali sebagai makhluk yang disebut demihuman.
Dan di dunia ini, para demihuman merupakan budak dari para manusia. Ya, ini merupakan dunia yang sama sekali berbeda.
Kupikir-pikir lagi, semua tempat tetap saja sama. Para manusia hanya menggunakan para hewan sebagai pelampiasan nafsu mereka.
Entah itu sebagai makanan, atau hanya hasrat untuk memiliki, mereka melakukan semuanya untuk mendapatkan itu.
Tetapi ketika aku masih sebagai seekor anjing, cinta mereka yang kulihat dulu benar-benar tampak tulus. Aku tidak dapat merasakan bahwa semua itu hanyalah kebohongan. Tapi kenapa berakhir seperti itu?
Mungkin di luar sana memang ada manusia yang tulus mencintai para hewan. Namun untuk yang memiliki sifat buruk kepada para hewan, itu sudah jelas ada.
Dan untuk mengakhiri keadaan buruk itu, aku berjanji akan melakukan perubahan di dunia ini. Dengan menemukan rekan yang serupa, yang memiliki rasa yang sama, aku akan mengubah segalanya.
…
"Kau tidak apa-apa?"
"Tidak, aku baik-baik saja kok"
"Maaf untuk yang tadi, ngomong-ngomong namamu Yu Feng bukan? Dan aku... aku biasa di panggil Gatti".
Sebuah perkenalan ramah dari Gatti kepada kelinci yang masih terlihat gemetar itu. Dia memegang kedua pundak Yu Feng yang lebih rendah darinya untuk menenangkannya.
"Maaf jika aku mengganggu kalian. A-aku benar-benar tidak sengaja. Hanya saja, telingaku ini begitu sensitif dengan suara. Jadi aku dapat mendengar kalian begitu saja tepat setelah terbangun di ruangan itu". Jelas Yu Feng yang mulai terlihat tenang.
Gatti merasa serba salah dengan Cigin yang berperilaku seperti itu. Dia sama-sama mengerti dengan kondisi Cigin yang sangat ingin bebas, dan juga Yu Feng yang ketakutan karena salah paham itu.
Kemudian Gatti hanya mendesah sambil menggelengkan kepalanya.
"Jadi… bagaimana menurutmu setelah mendengar kami tadi?" Tanya Gatti yang terlihat penasaran dengan tanggapan Yu Feng.
Tapi Yu Feng hanya telihat bingung dengan pertanyaan itu. Dia tidak mengerti harus menjawab apa.
"Oh, itu… maksud kamu bagaimana ya?" Sambil menekuk kepalanya karena ragu.
"Maksudku... tentang keluar dari tempat ini. Sebenarnya dulu aku telah menyerah dengan keadaan. Tapi ketika dia yang tiba-tiba mulai mengajakku dengan wajah penuh keyakinan, aku merasa ingin bangkit kembali".
Gatti memicingkan kedua matanya dan mengusap kelopak mata tersebut dengan jarinya dari sudut mata hingga beretemu di tengah. Lalu dia kembali menatap Yu Feng dengan serius.
"Jadi, aku ingin menanyakan tentang itu padamu. Apa kau tidak ingin keluar juga dari tempat ini?"
Mendengar itu Yu Feng hanya tertunduk sambil merangkul jari-jari di kedua tangannya. Meski dia memiliki jari dari seekor kelinci.
Lalu mulutnya seperti ingin bergerak, namun tidak jadi. Dia terlihat ragu dengan apa yang akan di ucapkannya.
"Aku… sebenarnya aku takut". Jawabnya pelan.
"Aku dulu tinggal bersama keluargaku di sebuah rumah keluarga bangsawan. Dengan kedua orang tua dan satu adikku, kami menjadi budak pelayan di rumah itu"
Dia terhenti sejenak seraya dengan cengkaramannya yang semakin kuat.
"Tapi kemudian bangsawan itu bangkrut. Kami semua di jual ke tempat yang berbeda dan terpisah. Aku dibawa ke sini satu tahun yang lalu. Aku… aku ingin kembali bersama keluargaku lagi!".
Yu Feng terlihat terbawa emosi dengan kenangannya itu.
Gatti hanya terpaku mendengarkan kisah dari Yu Feng. Dia tidak mengomentari apapun lagi. Lau tiba-tiba—
"Aku ingin bebas! Aku ingin hidup tanpa ada yang namanya perbudakan, bersama keluargaku… Tapi aku takut, aku lemah, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Karena itu, aku hanya tetap diam". Lanjutnya lagi dengan derai air mata yang telah menetes dan mulai membasahi pipinya.
Gatti paham betul dengan apa yang dikatakan Yu Feng. Lalu dia merangkul bahu kelinci itu.
"Hei… bagaiman jika kau ikut dengan kami?".
Pertanyaan Gatti kali ini membuat Yu Feng tersentak. Lalu segera mengusap air mata di wajahnya.
Dan kini dia dalam keadaan bingung. Benar-benar bingung. Lalu Gatti melanjutkan.
"Aku tahu kau takut, akupun juga sama. Bahkan sampai saat ini, tanganku masih gemetaran" Jelasnya sambil memandangi tangannya itu. "Tapi dia, Cigin itu berkata, 'jika hanya terus bermimpi dan menunggu, bukankah kau tidak akan mendapatkan jawaban apapun'. Itu sama dengan tidak ada yang berubah bukan?" Tuturnya lagi yang memandang mata Yu Feng.
Yu Feng terlihat goyah. Kata-kata Gatti seperti godaan besar baginya. Tapi dia masih ragu dengan keputusannya.
"Aku tidak tahu". Balas Yu Feng lemah.
Mendengar itu Gatti paham. Dia segera melepakan tangannya dari pundak Yu Feng.
"Baiklah, kau tidak perlu memaksakannya. Tapi jika kau berubah pikiran, kau bisa mengatakan padaku saat pagi nanti". Ucap Gatti yang perlahan berjalan meninggalkan Yu Feng.
Dia bermaksud memberikan waktu bagi Yu Feng untuk berpikir. Dan kemudian dia mengambil posisi dan tidur di tempat yang terlihat kosong.
Sementara Yu Feng yang masih terdiam di depan kamar mandi terlihat sangat bingung. Dia seperti masuk ke dalam kotak perjudian yang akan membawanya pada kemenangan atau kesengsaraan. Semua itu menjadi tantangan sendiri bagi dirinya yang penakut.
…
Pagi hari kini telah datang. Semuanya kembali pada kenyataan mereka masing-masing. Mereka semua berjalan kelapangan yang hendak mengantri mengambil sarapan sebelum bekerja.
Aku sendiri merasa sudah cukup segar dan berpikir bahwa semalam memang aku telah berlebihan. Aku bermaksud menemui Gatti dan meminta maaf kepadanya.
Di dalam kerumunan di mana semua orang serentak untuk bersiap mengantri mengambil sarapan, aku hanya mencarinya melalui hidungku. Dengan penciuman yang telah kulatih dulu, kurasa masih bagus hingga menjadi demihuman ini.
Dan di antara kerumunan itu, aku menemukannya. Tepat di sudut tempat dia duduk ketika makan semalam. Tapi sekarang ada seseorang lagi yang sedang bicara dengannya.
Aku awalnya hendak menunggu untuk pembicaraan mereka akan berakhir. Namun itu tidak jadi karena melihat yang berbicara di depannya saat ini.
Itu adalah demihuma kelinci yang di panggil Yu Feng semalam. Ada urusan apa dia dengan Gatti? Itu membuatku penasaran setelah semuanya.
Aku lekas berjalan ke arah mereka. Dan ketika aku segera datang, Gatti menengok ke arahku.
"Kebetulan Cigin, aku juga berniat untuk segera menemuimu". Dengan wajah yang terlihat senang, Gatti segera menyapa.
"Apa? Kenapa? Kenapa kau ingin menemuiku?"
"Aku ingin mengatakan soal rencana kita".
Aku tersentak sejenak karena ucapan Gatti. Aku tidak menyangka bahwa dia akan membahas itu di tempat ini.
Lalu aku berusaha untuk kembali tenang.
"Apa kau tau kita sedang berada di mana?" Balasku dengan gigi yang mengatup ketika berbicara. Aku berusaha menahan suaraku dengan itu.
"Yah, aku tahu itu. Tapi tenang saja, aku hanya mau bilang bahwa kita memiliki satu anggota tambahan". Gatti mengucapkannya sambil melihat ke arah Yu Feng.
Lalu dibalas Yu Feng dengan sedikit mengangguk dan berusaha tersenyum kepadaku.
Aku hanya berpikir bahwa, kenapa dia yang terlihat penakut ini ikut masuk ke dalam misi? Jika semakin banyak, maka akan semakin susah untuk kabur.
Tapi apa yang sebenarnya terjadi semalam setelah kutinggalkan? Mereka sekarang terlihat begitu akrab.
"Kita akan membahasnya nanti malam. Banyak hal yang harus kukatakan. Dan itu tidak bisa sekarang". Jawabku dengan tidak peduli lagi untuk saat ini.
Kemudian aku minggir dari hadapan mereka dan segera mengambil tempat untuk antrian sarapan. Dan seperti sebelumnya, di depanku sudah berjajar barisan seperti semut, dan itu begitu panjang.
Menunggu di barisan, dari kejauhan itu aku berusaha melihat-lihat ke arah depan.
Lalu tiba-tiba pandanganku terasa bertemu dengan manusia wanita yang membagikan makanan sebelumnya. Entah kenapa aku jadi tersipu sendiri.
Sambil memperhatikan sekeliling berharap tidak ada yang melihat wajahku saat ini. Bukannya aku malu, cuman aku hanya tidak mau di sangka orang aneh yang memandangi manusia wanita itu. Yah, cuman begitu kok.
Dan ketika giliranku datang, "Ini makananmu, ayo ambil" Ucap wanita itu dengan lembut yang menyerahkan mangkuk berisi bubur itu.
Entah kenapa aku menjadi sedikit tenang mendengar suaranya.
Tidak, tidak… tidak seharusnya seperti ini. Ini hanyalah karena gen dari setengah manusia di tubuh ku. Ya, pasti karena itu. Dan juga, dia adalah kelompok manusia yang memperbudak kami di sini. Jadi jangan sampai tertipu!
Baiklah diriku, sebaiknya mencari tempat makan dulu.
Dan tidak terasa, semua berlalu, hari telah memasuki waktu malam. Semuanya berjalan normal seperti sehari sebelumnya. Meski ketika mengambil makan malam, perasaan aneh itu kembali muncul. Ah, sungguh menyusahkan saja.
Dan saat ini para demihuman telah kembali tertidur. Ini adalah malam terakhir sebelum rencana melarikan diri akan dimulai.
Dan di samping itu, aku harus menanyakan sesuatu kepada Gatti yang telah menunggu di belakang bersama kelinci itu.
Aku segera menemukan mereka yang telah menunggu dengan wajah tegang. Ya, soalnya besok semuanya akan segera berubah.
Sebelum itu, aku ingin menanyakan soal kelinci yang dipanggil Yu Feng ini.
"Jadi, bagaimana kau ingin ikut bersama misi kami?" Tanyaku yang langsung tanpa basa-basi.
"Ya! Aku akan ikut dalam misi ini. aku yakin aku akan berguna bagi kalian". Jawab Yu Feng dengan tegas.
Dia tidak seperti malam sebelumnya yang seakan mati berdiri jika berbicara denganku. Apa ini bentuk dari tekad kuatnya? Tapi boleh juga jika dilihat.
"Kalau begitu, apa kegunaanmu yang kau sebutkan itu?"
"Aku memiliki pendengaran yang sangat kuat!" Jawabnya dengan keyakinan terpampang di matanya.
"Hoo… kami semua memiliki pendengaran yang hebat".
"Tapi… tapi aku jauh lebih hebat lagi. Itu akan berguna untuk mengetahui pergerakan para penjaga bukan?" Balasnya lagi yang berusaha meyakinkaku. "Lompatanku juga tinggi". Lanjutnya di akhir kalimat yang seperti menyombongkan tentang itu.
Mungkin dia memang akan berguna dengan pendengaran itu. Mungkin pendengarannya memang jauh melebihi kami. Ya, jika itu benar-benar hebat, itu akan sangat berguna kurasa.
Tidak buruk, jadi kurasa dia akan ikut dalam misi ini. Juga masalah konsekuensi, kurasa dia telah mendengar dari Gatti dilihat dari kepercaan dirinya itu.
"Baiklah. Kau boleh ikut, tapi kau harus menuruti apa perintahku. Kita akan melakukan tepat tengah malam ketika pergantian penjaga besok malam. Ingat! Jangan sampai ada yang tahu lagi tentang rencana ini".
"Tenang saja kawan. Semua akan diselesaikan ketika besok malam tiba". Ujar Gatti yang merangkulku dengan senang.
Dia terlihat lega dengan keikut sertaan Yu Feng dalam misi ini. Yah, tidak masalah jika semua memang akan berguna.
"Sekarang, mari kembali tidur. Persiapkan tenaga kalian untuk besok. Mari bubar!".
Dengan penutupan itu, kami kembali tidur dan bersiap untuk menjalankan rencana besok. Aku sebenarnya udah tidak sabar dengan itu.