Sarah kini duduk di kursi belakang dengan Dhea dan Adit di kursi depan. Keduanya sibuk membicarakan banyak hal hingga Sarah merasa seperti penganggu. Dia mengakui bahwa kali ini dia sudah kalah jauh dari Dhea.
Wanita itu terlihat anggun, berwibawa, dan juga cerdas. Jika dia di sandingkan dengan Dhea pasti semua akan memandang aneh, saat ini saja dia memandang aneh ke dirinya sendiri.
Sarah tidak habis pikir dengan dirinya yang hampir saja merebut Adit. Saingannya bukan wanita biasa yang akan mudah menyerah, mungkin Dhea akan membalasnya dengan lebih parah.
"Kita ke rumahku dulu bagaimana?" tawar Adit dan Dhea terlihat malas.
Dhea malas jika bertemu Sintia, lalu beradu argumen. Sudah cukup terakhir itu dan dia tidak ingin berkata apa pun pada wanita sok tahu tersebut, seolah menolak keadilan bagi wanita padahal dia saja yang tidak mampu bersaing sehat dengan Dhea.