Pagi ini suhu badan Dhea tiba-tiba naik. Wanita itu masih memikirkan tentang operasinya kemarin, dia sudah meminta ijin tidak masuk kerja hari ini. Dia masih sibuk menatap ke arah langit-langit kamar kekasihnya.
"Ada yang sakit?" tanya Adit.
"Tidak, Kak. Kaka, ada yang sakit?" balasnya, Dhea ingin duduk, tapi Adit menahannya.
Adit memeluk Dhea walau tidak begitu erat dari arah samping. Dhea menoleh ke arah Adit, lalu tersenyum kecil seraya menatap wajah tampan kekasihnya. Adit memajukan wajahnya, lalu mencium bibir Dhea.
Dhea menutup mata seiring dengan ciuman Adit yang sudah berubah menjadi lumatan. Adit menekan tengkuk kekasihnya, lalu memasukkan lidahnya menjelajahi mulut Dhea.
Suhu badan yang panas semakin terasa apalagi saat mereka tengah berciuman. Adit perlahan melepaskan ciuman itu dan mengusa ujung bibir Dhea hingga sang empunya memerah padam karena tersipu.
"Adit, Dhea, kal—" ujar Mawar terhenti saat melihat kedua pasangan kekasih itu saling menatap satu sama lain.