Di sepanjang perjalanan pulang menuju unit apartemen, mereka berdua tidak terlibat sedikit pun obrolan ringan. Mereka berdua saling diam seribu bahasa. Sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Dhea memiringkan kepalanya melihat ke arah luar jendela. Dia tidak menatap Adit sedikit pun. Sementara itu Adit juga sibuk fokus menyetir saja, dia tidak ada berusaha mengajak Dhea mengobrol ataupun mencoba membujuk Dhea yang mudah ngambek itu seperti saat di apartemen tadi. Adit mengerti dan paham apa yang dipikirkan oleh Dhea dan apa yang dirasakan hati Dhea sekarang ini. Adit sengaja tidak mencoba membujuknya karena ingin memberikan waktu untuk Dhea sendirian dan merenungi apa yang sudah Adit lontarkan saat mereka di mall tadi. Dan Adit juga membiarkan Dhea larut dengan pikirannya sampai Dhea benar-benar menjernihkan pikirannya dan mengambil keputusan yang tepat untuk kelangsungan hubungan mereka berdua.