"Jadi kamu ngarep aku ajak makan malam bareng gitu?" Adit bertanya tanpa melihat ke arah Dhea.
"Ya iyalah! Kok kamu gitu sih ngomongnya?" tanya Dhea balik dengan nada kesal, raut wajah jengkel menghiasa wajah cantiknya. Dhea melipat tangan di dada sambil mengerucutkan bibir tipisnya.
Adit melirik ke samping melihat ekspresi Dhea saat ini. Kemudian, refleks Adit terbahak di dalam lift. Hal yang terlucu selama dia bersama Dhea adalah ekspresi Dhea ketika sedang cemberut.
"Ngapain kamu ketawa? Nggak ada yang lucu! Kamu ngejek aku?" tegur Dhea makin ketus.
Adit segera menutup mulutnya agar berhenti tertawa. Ternyata sifat Dhea tak berubah sama sekali. Masih suka merajuk. Sikap kekanakannya masih sangat melekat pada dirinya. Namun itu lah salah satu hal yang membuat Adit begitu tertarik kepada Dhea dulu maupun sekarang.
"Hih pede banget kamu. Aku ketawa karena tadi ada cicak nari-nari," jawab Adit sinis.