"Panas," keluh Nalen
Dia sedang duduk di dalah satu pohon rindang di taman kampus sambil mengibaskan sebenalh tanagan ke wajah sudah seminggu ini memang tak pernah turun hujan.
"Lihatlah, mereka. Siap-siap musim demam menerpa," gumamnya sendiri ketika memperhatikan sekelompok mahasiswa jurusan lain sedang berebut mengambil es yang mereka beli di sebuah gerobak yang dari tadi sudah berdiri di luar gerbang kampus.
Dia menggeleng melihat anak-anak sebayanya itu samapai ada yang mebeli sampai dua gelas es dan mengahbiskaknnya dalam waktu singkat sebelum kembali memasuki gerbang.
"Rekor!"
"Apanya yang rekor?" Akhirnya suara dari orang yang dari tadi Nalen tunggu muncul juga.
Nalen tak menjawab, tapi menghadiahinya dengan sebuah tatapan pemusuhan. Tampaknya Chandra menyadari itu dan segera duduk lalu membuat gerakan dengan kedua tangannya untuk membantu mengipasi Nalen.
"Aku telat ya?" Candra bertanya sesuatu hal yang seharusnya tak usah dia tanyakan.