"Kak, dia sangat tampan dan juga manis," ujar Dhea dengan mata berbinar menceritakan Menggi. Adit yang mendengar itu hanya mendengua kasar.
"Apa tidak ada orang lain selain Mangga-mangga tadi," jawab Adit.
"Menggi bukan mangga, Kak," balas Dhea.
"Nah itu maksudku, tidak ada selain dirinya yang ingin kamu ceritakan?" koreksi Adit.
"Dia perempuan," cetus Dhea.
Adit hanya mengangguk, tidak memberikan opini apa pun hanya terfokus pada jalanan yang macet.
"Kak Thea berpikir untuk memberiku pengamanan, tapi aku menolak jika ada pengaman pasti kita tambah sulit bertemu nanti," jelas Adit.
"Sebenarnya kamu membutuhkan itu, Kak. Pasti banyak penggemarmu yang akan menyerang, jangan hanya pikirkan aku dalam keputusanmu," jawabnya yang mana membuat Adit menoleh.
Laki-laki tersebut melirik ke arah Dhea, lalu mengusak surai kekasihnya hingga membuat Dhea memerah dibuatnya.
"Bijak sekali dirimu, baiklah aku akan menerima tawaran dari Thea. Aku harap kamu tidak menyesal nanti," ujar Adit.
