Jovan membuka mata dan mengenakan pakaiannya, lalu dia mengembalikan ke semula pakaian Harraz walau pipinya memerah karena hal tersebut.
Dia mengecek suhu badan kekasihnya yang sudah turun. Jovan menghela nafas lega, lalu dia pergi keluar kamar dan memesan bubur untuk Harraz.
"Jovan!" panggil Harraz.
Jovan segera masuk dan membantu kekasihnya duduk. Dia menyodorkan air putih pada kekasihnya, Harraz menerima lalu meminum setengah.
"Masih pusing?" tanya Jovan.
"Sedikit, maaf merepotkanmu," jawabnya.
"Kamu bilang apa, jangan berpikir seperti itu," balas Jovan.
"Aku merasa pakaianku tadi dilepas seseorang," cetus Harraz yang mana langsung membuat wajah Jovan memerah.
Dalam hati Jovan mengumpat kenapa kekasihnya tersebut harus membahas hal ini, kenapa tidak yang lain saja. Uh, Jovan sangat malu tapi dia harus menahannya.
"Mungkin kamu bermimpi," jawab Jovan, tapi sepertinya Harraz tidak percaya dan malah menatap penuh selidik ke arah kekasihnya tersebut.
