Dhea baru saja keluar lift dan dia melihat Adit yang tengah bersandar di dinding seraya menunduk. Laki-laki tersebut mengangkat wajah saat mendengar derap langkah kaki mendekat.
"Menunggu siapa, Kak?" tanya Dhea ragu-ragu.
Adit tidak membalas hanya menunjuk ke arah Dhea dan gadis tersebut langsung mengangguk. Dhea membuk unitnya, lalu Adit nengekor di belakang.
"Aku ganti baju dulu, Kak," ujarnya lalu dia masuk ke kamar, sedangkan Adit menatap ke arah penjuru ruangan.
Laki-laki tersebut melihat banyak surat di dekat lemari. Dia mendekat dan menyentuh semua surat tersebut, saat Adit ingin menyentuhnya tiba-tiba Dhea kekuar dan dia refleka menarik tangannya.
"Ingin membuka surat itu, Kak?" tanya Dhea.
"Tidak, untuk apa. Itu mungkin surat yang kamu sengaja kumpulkan," jawabnya.
"Itu surat dari beberapa siswa yang menyatakan perasannya," jelas Dhea.
"Dan kamu menyimpannya? Untuk apa? Lebih baik bakar saja tidak ada gunanya," heran Adit.