Entah kenapa hari ini seolah dejavu walau Adit tidak mengingatnya, tapi berbicara pada laki-laki tersebut membuat Dhea amat bahagia.
Gadis tersebut berangkat dengan keadaan hati yang cukup berbunga-bunga. Dia kira Adit lupa semua dan tidak memedulikan antusiasinya, tapi ternyata dia salah.
"Kak Adit masih orang yang sama, tapi versi ini lebih pemalu mungkin. Lucu sekali," gumamnya. Dhea merogoh blazer seraya menunggu jemputan.
Tapi sudah 15 menit belum ada tanda-tanda kedatangan sopirnya. Dhea mendesah kesal hingga dia merasa seseorang menepuk pundaknya.
"Apa?!" tanya Dhea dengan nada ketus.
Orang yang menepuk pundaknya seketika tersentak, tapi dia berusaha normal.
"Maaf, Kak," ujar Dhea. Gadis tersebut meringis di dalam hati, dia yakin pasti sekarang Adit sudah mengecap dirinya.
"Sopirmu belum datang?" tanya Adit seraya mengedarkan pandangan.
"Mungkin dia lupa atau masih perjalanan," jawabnya.