Jovan kini menggulingkan badan ke kanan dan kiri karena bosan yang melanda. Sungguh dia merasa amat kesepian walau Harraz sedari tadi di sofa menatap malas tingkah tidak jelas kekasihnya.
"Orang tuamu sudah menjawab?" tanya Harraz yang mana membuat gerakan laki-laki manis tersebut terhenti.
"Sudah, setelah lulus aku akan ke Australia," jawabnya.
"Meninggalkanku?" balas Harraz yang mana membuat Jovan menarik duduk. Dia menatap Harraz, lalu menggeleng.
"Kamu bisa ke Australia setiap bulan, lagipula hubungan kita di sini akan dianggap aneh, Harraz," jawab Jovan yang mana membuat laki-laki di depannya tersadar cepat atau lambat mereka harus berpisah.
"Kalau begitu aku harus menyusulmu ke sana," cetus Harraz yang mana membuat Jovan tersenyum, lalu bangkit dan berlari ke arah Harraz.
Tanpa tahu malu Jovan memeluk kekasihnya tersebut hingga Harraz merasa dia akan kehabisan nafas di tempat, tapi dia tetap diam.
"Janji padaku kamu akan menyusul," ujar Jovan.
"Pasti," jawab Harraz.