Semua murid keluar kelas dengan keluhan masing-masing. Entah yang bilang kepalanya sakit atau bahkan mengeluh soal ulangan sangat mudah hanya yang sulit jawabannya.
Kini Hani, Dhea, dan Tina tengah di taman sekolah. Mereka duduk di kursi yang sudah disiapkan dengan makanan yang sangat banyak, tapi terlihat salah satu dari mereka sibuk melamun.
"Kamu kenapa, Hani?" tanya Dhea.
"Memikirkan sesuatu," jawabnya seraya membuka satu bungkus roti coklat dan memakannya dengan kerutan di dahi yang terlihat jelas.
"Dia seperti tengah berpikir berat seperti tokoh dunia," cetus Dhea seraya menunjuk ke arah wajah Hani.
"Mungkin dia sedang berpikir berapa banyak bintang," timpal Tina.
"Menurut kalian apa aku harus kabur agar terus bisa bersama dengan Felix?" cetus Hani yang mana membuat ketiganya saling bertatapan dan menatap bingung.
"Kalau gila jangan dibagi," jawab Tina.
"Tapi Dhea juga jari," balas Hani dengan tatapan polos.
"Sudah ijin, ya!" timpal Dhea dengan nada tidak terima.