"Sialan! Jangan bikin aku khawatir bisa tidak?!" seru Harraz dengan wajah memerah padam.
Hissa terdiam beberapa saat hingga dia merasa perih diujung bibirnya.
"Teknologi sudah maju dan kamu tidak memberikan pesan apa-apa, Kak!" lanjutnya, lalu keluar kamar Hissa.
"Apa anak itu gila?" gumam Hissa.
Laki-laki tersebut mengejar Harraz dan menarik keras adiknya hingga membalik badan, dia juga memberikan sama keras seperti adiknya.
"Kalau khawatir bilang bukan mukul!" seru Hissa.
"Manusia kaya kakak tidak akan mengerti bahasa manusia!" jawab Harraz seraya memukul yang lebih tua.
Keduanya adu jotos tanpa ada yang berani memisahkan hingga laki-laki paru baya datang dan melerai keduanya.
"Kalian ini kakak beradik, tapi kelakuan kaya musuh!" seru pria paru baya tersebut.
"Kak Hissa dulu mulai, Pa! Dia pergi tanpa ijin!" seru Harraz.
"Tapi, Harraz mukul abang dulu!" elak Hissa.