Kini Kiana tengah membuat kopi dengan beberapa orang yang kebetulan bermalam di sana. Beberapa bilang bahwa besok akan melanjutkan hingga ke puncak.
"Wah, pasti menyenangkan bisa ke puncak," ujar Kiana dengan mata berbinar.
"Kamu ingin?" sahut Hissa yang baru datang bersama beberapa laki-laki lainnya.
"Tidak, aku ini saja belum bilang bunda," tolaknya.
"Sopirku sudah bilang, jangan khawatir," balas Hissa yang membuat Kiana menatap penuh tanya.
"Iya, aku merencanakan semua ini," lanjutnya.
Kiana ingin marah, tapi dia cukup bahagia apalagi mendapatkan teman-teman baru yang sangat baik hati dan tentu bukan dari kalangan seperti Hissa.
Hissa menatap Kiana dengan senyum mengembang, ada rasa bangga melihat senyuman orang yang kita cinta terbit berkat usaha sendiri.
Jika Hissa sibuk menatap Kiana, maka Adit kini sibuk merapikan kamar Dhea. Dia memutuskan untuk tidur dikamar Dhea.
