Amanda san Sean akhirnya sampai di rumah Edwin. Amanda langsung berlari masuk ke dalam rumah mencari ayahnya. Pria yang sudah beruban itu ternyata sedang berada di belakang rumah memberi makan ikan-ikan kesayangannya.
"Ayah..." panggil Amanda seraya menghambur pada Edwin dan memeluknya erat-erat.
Edwin pun terkejut sekaligus heran dengan sikap putrinya, "ada apa, nak?" tanyanya.
"Aku rindu sekali pada ayah," ujar Amanda dengan air mata yang mengalir di pipinya.
"Itu karena kau jarang mengunjungi ayah," jawa Edwin kemudian menangkup wajah anak perempuannya, "kenapa ini, kau menangis?"
Edwin menyeka air mata yang mengalir semakin deras itu kemudian menatap Sean yang sedari tadi berdiri di belakang, "hei, anak nakal, kau apakan anakku?"
Sean tertunduk tak tahu harus dari mana memulai cerita pilu yang telah terjadi tanpa sepengetahuan Edwin. "Telah terjadi sesuatu di antara kami, ayah."