Chereads / Permainan cinta (Annabela) / Chapter 2 - Menghilang tanpa kabar

Chapter 2 - Menghilang tanpa kabar

"Kamu harus kuat sayang" Ny Heni melepaskan pelukannya dan memegang kedua pundak Annabela. Ny Heni menatap wajah putrinya dengan penuh kasih sayang  "lihat ibu, kamu itu wanita yang sangat kuat dan juga mandiri. Jadi jangan kamu jadikan masalah ini untuk membuat mental kamu menjadi lemah" Ucap Ny Heni sambil tersenyum. Ia kemudian menyeka air mata Annabela.

"Tapi ibu ...!" Ny Heni langsung menempelkan jari telunjuknya di tengah bibir Annabela sambil menggelengkan kepalanya.

"Kamu tidak boleh lemah sayang" pesannya kembali.

Tepat satu bulan Axton tidak ada kabar. Semenjak kejadian malam itu, Annabela dan Axton tidak pernah komunikasi lagi. Karena, sampai hari ini kontak Axton tidak bisa di hubungi.

Annabela masih bertanya-tanya didalam hatinya, kenapa Axton sampai tega melakukan semua ini? Ia sudah membuat Annabela malu didepan semua keluarganya.

Annabela tidak menyangka, laki-laki yang sangat ia percaya, laki-laki yang sangat ia kenal dengan baik, laki-laki yang sangat ia kagumi tega melakukan semua ini.

Sikap Axton membuat hati Annabela hancur berkeping-keping. Mereka sudah menghabiskan waktu selama sepuluh tahun, waktu yang sangat lama sekali.

Bisa di bilang hubungan mereka sudah tidak main-main. Tapi siapa yang pernah tahu, menjalani hubungan lama itu tidak menjamin seseorang untuk bersatu.

Annabela tidak bisa tenang, pikirannya kemana-mana. Ia tidak akan tinggal diam, Annabela  terus berusaha mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi.

Biar bagaimanapun, Annabela berhak minta penjelasan kepada Axton tentang hubungan mereka.

Setiap kali mengingat kebersamaannya membuat Annabela tidak kuat, ia merindukan sosok Axton, rindu canda tawa Axton, rindu akan semuanya.

Annabela terus saja menangis setiap kali mengingat momen indah yang mereka lewati bersama. Annabela hanya bisa melihat wajah Axton melalui foto berukuran 2 R yang masih tersimpan dengan rapi.

Ny Heni melihat Annabela duduk di kursi kayu yang sudah mulai patah. Karena kursi itu tidak pernah di ganti hingga saat ini.

Ny Heni sangat kasihan melihat putrinya yang malang itu. Ia kemudian mendekati putrinya dan berusaha untuk mengajak dia bercanda.

Tapi pada saat Ny Heni hendak mendekati Annabela, tiba-tiba langkahnya terhenti. Ny Heni membalikkan badannya, ia ingin membiarkan Annabela sendiri dulu, sampai hatinya benar-benar tenang

Esok hari.

Keesokan harinya, Annabela memberanikan diri pergi ke Rumah Axton sendirian. Sesampainya di sana, Annabela tidak menemukan siapa-siapa. Kata penunggu rumah, Axton pergi ke Luar kota bersama semua keluarganya. Bahkan, Axton di kabarkan tidak akan kembali lagi ke Jakarta. Katanya, mereka akan tinggal menetap disana.

Annabela semakin tidak ada harapan lagi, bahkan Annabela tidak tahu nama tempat tinggal Axton yang sekarang. Ia juga tidak pernah ke Luar kota, ia hanya tahu sekitaran Pusat Kota Jakarta saja.

Annabela kembali ke rumahnya dengan harapan kosong. Ia sudah tidak berdaya lagi, ingin sekali rasanya Annabela pergi jauh dimana tidak ada orang yang mengenal dirinya.

Annabela terus saja berjalan dengan langkah kaki yang sangat pelan. Hampir Annabela di tabrak oleh mobil, karena ia berjalan sambil melamun.

Ketik laki-laki yang sangat ia cintai pergi tanpa alasan. Membuat hati dan perasaan Annabela berkecamuk. Ia berusaha untuk melawan semuanya, ia capek bertengkar  sama dirinya sendiri.

Mau sampai kapan Annabela terus menunggu Axton. Laki-laki yang tidak mempunyai hati nurani, laki-laki yang sudah tega membuat hidupnya menderita.

Kenapa harus menghilang tanpa kepastian? kalau memang Axton tidak mencintai Annabela lagi, dia bisa memberitahu dengan cara yang baik.

Padahal selama ini Annabela tidak pernah menuntut lebih selama mereka menjalin hubungan. Bahkan, Annabela selalu menjadi penyemangat untuk Axton. Annabela selalu memberikan masukan-masukan positif pada saat Axton lagi down. Tapi, itu semua sudah tidak berguna lagi.

Annabela sudah tidak kuat lagi, ia terjatuh. Tatapannya seperti kosong, Annabela melihat ke atas langit dengan kedua bola mata berkedip-kedip. pantulan sinar matahari membuat Penglihatannya menjadi silau.

Tidak sesuai dengan apa yang di rasakan didalam hatinya, Annabela menangis histeris di tengah jalan sambil menepuk-nepuk dadanya karena merasa sesak. Annabela tidak kuat dengan kenyataan ini.

Annabela terus saja menangis, ia tidak perduli dengan semua orang yang melihat dirinya. Annabela sangat membenci dirinya sendiri, ia bahkan menyalahkan dirinya karena terlalu percaya sama Axton.

"Aku pembawa sial!" gumam Annabela.

"Kenapa, Tuhan.?! Kenapa semua ini terjadi sama aku? Apakah aku tidak pantas untuk bahagia Tuhan?" Annabela berteriak histeris  menyalahkan Tuhan.

Ia seperti orang gila, harapannya sudah hancur. Semenjak itu Annabela benar-benar trauma menjalani hubungan bersama seseorang. Ia bahkan tidak percaya lagi tentang cinta.

Karena sampai saat ini, rasa kecewa itu masih ada. Sulit sekali untuk Annabela menghilangkan semuanya. Karena luka itu akan terus membekas sampai kapanpun.

Teringat sama pesan sang ibu, "Kamu tidak boleh lemah" Kata-kata itu yang selalu membuat Annabela kembali bangkit.

Sekarang, ia fokus untuk dirinya sendiri dan untuk ibunya. Dia tidak pernah perduli sama orang lain. Meskipun setiap kali ada yang mendekatinya Annabela selalu menolak dengan sopan.

Annabela tidak semudah itu jatuh cinta sama seseorang, dia tidak semudah itu membuka hatinya. Dia lebih baik menolak daripada memberikan harapan palsu kepada orang tersebut.

Annabela kembali fokus bekerja, meskipun dia tidak seceria dulu. Biar bagaimanapun, Annabela membutuhkan uang yang banyak untuk menyambung kehidupannya bersama ibunya.

Terkadang Annabela merasa jenuh, ia bahkan sempat berpikir jika hidupnya seperti ini saja, bagaimana bisa ia maju. Annabela terus saja berpikir bagaimana caranya untuk bisa merubah kehidupannya.

Ia ingin menjadi orang  kaya, ia ingin menjadi orang terkenal. Annabela sudah bosan hidup miskin. Ia ingin hidup serba berkecukupan. Ia ingin mempunyai mobil bagus, kemana-mana tidak perlu jalan kaki.

Itu semua mimpi Annabela, bahkan ia akan membalaskan dendamnya kepada Axton. Ia ingin Axton membayar rasa sakit hatinya.

Annabela memutuskan untuk pergi ke Luar negeri untuk beberapa tahun. Ia ingin mewujudkan mimpinya, ia sangat yakin sama dirinya sendiri. Suatu hari, ia akan menjadi orang terpandang dan serba berkedudukan.

Annabela memberitahu ibunya tentang keinginannya itu, tetapi Ny Heni sama sekali tidak mengizinkan putrinya pergi. Karena ia tidak bisa hidup sendirian.

Annabela terus berusaha untuk merayu ibunya, ia bahkan membujuk ibunya agar ia diizinkan pergi. Setiap hari Annabela merengek seperti anak kecil.

Hingga tepat dimalam hari. Ny Heni masuk ke kamar Annabela, ia sudah memikirkan matang-matang tentang keinginan putrinya. Ny Heni tidak ada pilihan lain, ia kemudian mengizinkan putrinya untuk pergi.

Meskipun didalam hatinya terasa berat, tapi ia sangat memahami bagaimana putrinya. Ny Heni adalah ibu yang sangat pengertian.

Ia memeluk Annabela dengan erat. Begitupun sebaliknya, Annabela sangat menyayangi Ny Heni. Ibu yang sudah berjuang untuk dirinya sampai sekarang ini. Ibu yang sudah mengorbankan banyak hal untuk dirinya, sehingga ia bisa menjadi anak yang tumbuh dewasa.