"Ya iyalah, saya tidak memakai apapun dibalik kain bathrobe ini! mana sempat saya memperbaiki penampilan kalau Anda dan para bodyguard berbuat hal yang melanggar hukum!?!" timpal Tera.
"Melanggar hukum?"
"Membuat kegaduhan dengan menekan alarm kebakaran, Anda pikir itu bukan hal yang melanggar hukum?"
Sebastian menyeringai, "Jadi begitu cara mereka memancingmu keluar? Ck! Salah siapa jika sampai mereka melakukan cara ekstrem seperti itu untuk menemuimu, huh?"
"Salah saya, gitu? Salah saya alarm itu berbunyi dan membuat seluruh penghuni gedung panik, itu semua salah saya, Boss?" seru Tera tak terima.
Kedua sudut mata Sebastian menyipit, dan keningnya mengernyit, "Andai kamu menjawab ketukan dan panggilan mereka di luar pintumu selama berhari-hari, Andai kamu menjawab panggilan telepon dari saya, maka alarm itu pasti tak akan terjadi! Kamu tidak akan tampil di depan saya dengan hanya menggunakan bathrobe seperti ini! Kamu pikir, saya dan semua bodyguard tidak tahu bahwa kamu ada di dalam dan mengacuhkan kami semua? Jangan berlagak bodoh dan menyalahkan saya yang menggunakan cara ekstrem untuk memancingmu keluar, Tera!"
"Anda ini bebal atau bodoh, sudah saya kirim surat pengunduran diri, sudah saya tutup pintu apartemen saya rapat-rapat untuk kalian, dan itu artinya saya tidak mau bertemu dengan kalian! Saya tidak mau melanjutkan ini semua!"
"Dan kamu pikir saya akan mengizinkanmu mengambil keputusan itu? Jangan bercanda!"
Tera menekan jari telunjuknya di pundak Sebastian, "Saya tidak memerlukan izin Anda. Anda bukan orang tua saya! Saya lah yang berhak menentukan hidup saya, bukan Anda!"
"Saya berhak menentukan hidupmu karena saya calon suamimu!" timpal Sebastian.
Tera mendengus, "Calon suami dari Hongkong!"
"Dari Singapura, Tera! Masa lupa!"
Tera memutar mata, "Maksud saya bukan itu…"
"Terserah apa maksud kamu! Intinya kamu adalah calon istri sekaligus Personal Asistant saya, dan kamu wajib mendampingi kemanapun saya pergi!"
"Saya gak mau!"
"Kamu harus mau!"
"Kita akan terus berkutat dalam topik ini, bukan? Anda akan terus menyudutkan saya seperti ini, bukan? Kapan Anda pernah menghargai saya sebagai individu yang memiliki pendapat dan pemikiran sendiri, individu yang berhak menentukan masa depannya!"
"Kapan-kapan! Pokoknya kita akan menikah dalam waktu dekat!"
"Sebastian Lim!!!" teriak Tera tak tahan dengan tuntutan Sebastian.
"Teriak saja, tidak akan ada yang menolongmu!"
Tera mendengus, "Anda benar-benar menggunakan kekuasaan untuk menekan saya seperti ini, huh?"
"I will do anything in my power for my kid!"
"For your kid? Just that? Just for that? Anda menjebak saya seperti ini hanya untuk memenuhi hal itu? Anda melakukan tindakan hukum hanya untuk keperluan pribadi putri Anda?" seru Tera, "Anda telah menyalakan alarm palsu, menculik wanita yang tidak ingin bersama Anda, dan sekarang Anda hendak membawa wanita itu pergi ke negara lain, hanya untuk ditekan dan dipaksa menikah dengan Anda? Sebastian Lim! Anda akan menjadi ayah terburuk sedunia! Tindakan-tindakan ini hanya akan menjadikan Anda ayah paling egois, ayah yang tidak bisa memberikan contoh baik untuk anak-anak Anda!"
"Tidakkah kau lihat bagaimana kondisi Nora barusan? Dia sakit! Dia membutuhkan kasih sayang dan perhatian seorang ibu!"
"Salah! Dia membutuhkan perhatian keluarganya, dan keluarga itu adalah Anda. Yang Nora perlukan saat ini adalah perhatian Anda. Jika saja Anda bersedia mengurangi sedikit volume pekerjaan Anda, dan memberikan lebih banyak waktu untuk Nora, maka dia tidak akan rakus perhatian dari orang yang bukan keluarganya! Dia tidak akan jatuh sakit saat saya tidak lagi bersamanya! Dia akan menjadi anak yang hanya akan bergantung pada keluarganya, bukan pada saya atau Sofia!"
"Lalu, saya harus membuang Trust Group? itu yang kau mau? Membuang hasil kerja keras ayah dan kakek saya sepanjang hidup mereka? Bisa-bisanya kamu menyuruh saya mengurangi volume pekerjaan, padahal semua itu sudah di-pack sedemikian rupa agar saya memiliki waktu untuk Nora -setidaknya dua jam dalam satu hari!"
"Dua jam, Sebastian!"
"Itu adalah waktu yang bisa saya berikan untuknya! Memang terlihat singkat jika dibandingkan waktu yang dimiliki ayah lain untuk putri mereka. Tapi untuk saya, dua jam adalah waktu yang cukup banyak dan sangat berharga! Kau ingat, sebelum kau hadir di hidup kami, bahkan lima belas menit pun tidak saya berikan untuk Nora. Dua jam adalah sebuah kemajuan yang pesat!"
"You have to give more. You have to love her more!"
"Don't!" Sebastian merengkuh rahang Tera, "Don't you dare to judge my love for her, hanya karena saya tidak memiliki banyak waktu untuk Nora, bukan berarti saya tidak mencintainya! Saya adalah ayah yang mencintai putrinya! Saya berusaha keras untuk mempertahankan Trust Group di bawah kendali kami untuk Nora miliki di masa depan! Saya berjuang keras untuk membesarkan apa yang ada untuk Nora! Bukan untuk yang lainnya!"
"Tapi…" Tera tak mengerti sudut pandang Sebastian, namun ia berusaha memahaminya, "Tapi mana yang lebih penting, semua harta itu atau putri Anda?"
"Sama pentingnya. Trust group bukan melulu soal harta, Trust group adalah warisan, heritage yang turun temurun di keluarga Lim! Jika Nora adalah Anak, maka Trust Group adalah orang tua. Dibangun sejak kecil oleh para tetua Lim! Jangan pernah memandang sebelah mata dan menanggap ini semua sebagai uang belaka!"
"Okay, fine! Saya tidak bisa mengubah keputusan dan pandangan Anda yang sudah saklek itu, dan jika Anda masih ingin terus mempertahankan prinsip Anda, silahkan. Tapi bukan saya orangnya, bukan saya yang harus menggantikan peran Anda kepada Nora. Saya tidak bisa menjadi istri yang hanya diberi waktu dua jam dalam sehari! Saya bukan wanita yang akan tahan hanya mendapat sekian persen perhatian Anda! Sebab itu saya memilih lelaki sederhana seperti Brandon!"
"Brandon lagi, Brandon lagi! Apa kau mau saya berbuat kriminal pada pria culun itu?"
Tera melotot marah, "Jika Anda melakukannya, siap-siap saya hancurkan keangkuhan Anda!"
"Ck!" Sebastian menarik tengkuk Tera, membawa wajah itu menempel dengan wajahnya, sedangkan tubuhnya masih memerangkap Tera hingga semakin terdesak pada pintu toilet. "Memangnya kau bisa, Nona? Hmn?"
"Jangan pernah macam-macam pada Brandon!"
"Jangan berani membela lelaki seperti dia!"
"Sebastian!" geram Tera.
Sebastian mendesah kecil, Ia pun mencoba mengalihkan perhatian. Topik Brandon Dexter hanya akan membuatnya murka dan benar-benar melakukan tindakan tidak terpuji pada pria itu.
"Tidak mau dua jam, huh? Baiklah, saya berikan kamu tiga jam dari waktu saya yang saya miliki! Tiga jam seharusnya cukup untuk orgasme berkali-kali. Apalagi dengan tubuhmu ini…"
"Mulut Anda kotor sekali! Mesum! Kurang ajar!"
"Ck, siapa yang tidak mesum jika menekan melon segar yang sangat kenyal seperti ini! Oh, Tera. Saya tidak pernah tertarik pada bus kopaja sebelumnya, tapi melihatmu membuat saya mendamba dan bertanya-tanya, bagaimana rasanya menguasai tubuhmu, dan meraih puncak di atas kemolekanmu…"
***