Pesawat private itu pun terbang menuju eropa sesuai perintah Sebastian Lim yang masih menghindari Tera. Pria itu mengacuhkan Tera, Sofia dan semua orang, hanya membuka komunikasi kepada Wilson yang setia bolak-balik ruang kamar dan kabin untuk berkomunikasi dengan pramugari maupun pilot yang bertugas.
Dari tempat duduknya, Tera bisa mendengar tangisan Nora yang mereda, gadis itu menangis sepanjang proses take off hingga beberapa saat berselang, lalu sekarang tak ada suara apapun dari dalam sana.
Tera memperhatikan sekelilingnya. Sebagian pengawal duduk tenang sambil berbicara kepada satu sama lain, atau sebagian lainnya memilih tidur untuk mengumpulkan tenaga. Sedangkan Wyne Kendall sedang berasyik masyuk dengan kamera di ponselnya. Gadis itu pasti sedang mengambil berbagai potret untuk kebutuhan pencitraannya di sosial media.
"Ck! Aku harus minta maaf, dia pasti kesal banget karena aku ngundang ulet bulu yang menggelikan itu…" gumam Tera setelah menyadari kesalahan terbesarnya hari ini.
Sebastian memang melakukan banyak kesalahan kepadanya, namun tak seharusnya Tera mengundang Wyne Kendall ke penerbangan dimana terdapat Nora di dalamnya.
Gadis itu pun bangkit dari kursi, lalu berjalan menuju kamar pribadi tempat Sebastian dan Nora beristirahat di dalam pesawat. Mulanya Tera berdebar-debar bukan main saat hendak mengetuk pintu, ia menarik tangannya kembali, dan berniat mengurungkan upayanya kali ini, namun saat menoleh ke samping, Tera mendapati Wilson menganggukkan kepala padanya, artinya pria itu mengizinkan Tera masuk dan bertemu Sebastian.
Akhirnya Tera pun menguatkan tekad, berusaha menarik dan membuang nafas secara teratur untuk menenangkan jantungnya. Setelah cukup tenang, Tera mengetuk sebanyak dua kali, dan mendengar perintah masuk dari Sebastian.
Perlahan Tera mengintip sambil membuka pintu sedikit demi sedikit, kemudian ia pun masuk sepenuhnya dan berdiri kikuk di pintu.
Sebastian duduk di sofa sambil memperhatikan layar laptopnya. Penampilan pria itu terlihat segar, sepertinya baru selesai mandi cepat setelah Nora tidur nyenyak. Di samping laptopnya terdapat segelas whisky dingin dan buah-buahan. Sedangkan di tangan kiri pria itu terdapat sebuah dokumen yang terbuka.
Sebastian terlihat sangat serius, dan keseriusan itu menambah ketampanannya berkali-kali lipat. Apalagi rambut basah Sebastian disisir ke belakang, kening mengernyit, rahang kokoh yang ditutupi jenggot-jenggot tipis.
Ck!
Pria setampan ini melamarnya? Memaksa Tera menjadi istrinya?
Yang benar saja, memiliki suami seperti Sebastian hanya akan membuatnya sakit hati. Pria itu adalah kabar buruk untuk hati pengecut seperti Tera.
"Bos…" panggil Tera.
"Hmn?"
Sebastian tak melirik sama sekali, pria itu hanya peduli pada layar laptop maupun dokumen yang ada di tangannya.
"Uhm…"
Gadis bertubuh besar itu menunduk, memperhatikan jari jemarinya yang bertaut. Ia berjalan ke samping Sebastian dan menarik nafas perlahan-lahan.
"Boss, saya…"
"Saya sudah menghitung hutangmu, Tera." Celetuk Sebastian tanpa melirik Tera sedikitpun, matanya lurus pada layar pekerjaan di depannya.
"Hu – hutang?" pekik Tera.
"Perjalananmu dengan pesawat ini adalah gratis, semua akomodasi dan keperluanmu ditanggung perusahaan karena kamu adalah pegawai saya." Jelas Sebastian tanpa tedeng aling-aling, "Tapi kamu telah mengundang guest yang tidak saya izinkan, tamu yang kamu panggil untuk keperluan pribadimu, bukan keperluan saya…"
"Maksud Anda, Wyne Kendall? Tapi saya memanggilnya untuk keperluan Anda?"
"Apa saya pernah memintamu untuk mengundang wanita itu ikut serta dalam perjalanan ini?" Sebastian melirik Tera sinis, "Apa pernah saya memberi perintah agar kamu menyiapkan penghibur untuk saya?"
"Tidak…"
"Ya, tidak pernah. Jadi keberadaan Wyne Kendall di pesawat ini adalah sebagai tamu pribadimu, bukan tamu saya. Artinya, kamu harus menanggung akomodasi dan seluruh biaya maupun keperluan wanita itu, bukan saya yang menanggungnya…"
"Tapi, Bos…" Tera melabuhkan pantatnya di atas sofa, tangannya melilit lengan Sebastian yang masih menggenggam berkas. "Saya…"
"Tidak ada tapi." Sebastian melirik pintu, "Wilson telah menghitung biaya penerbangan Wyne Kendall dengan pesawat private terbaru yang masih limited edition ini, dan jika tidak salah, biayanya mencapai dua ratus juta untuk penerbangan Singapore – London, dan itu belum termasuk biaya alkohol berkualitas tinggi yang ada di pesawat ini, saya tahu Wyne suka minum alkohol, dia pasti akan memesannya, dan kamu harus ingat baik-baik bahwa hanya tersedia alkohol berkualitas tinggi di pesawat saya, jadi biaya tambahannya pasti tidak murah. Kamu tidak usah khawatir, kami akan berbaik hati dengan memberi diskon makan dan minum biasa, bukan menu berkualitas tinggi. Jika Wyne memesan menu dengan harga ratusan dollar, maka kamu yang menanggung bill nya. Oh ya, ada yang terlewat, dua ratus juta sudah termasuk akomodasi bandara dan hotel, jika Wyne ingin keluar dari hotel, maka biaya ditanggung sendiri. Untuk urusan makan, shopping, dan segala kebutuhan wanita itu kamu tanggung sendiri… sekali lagi saya tegaskan, saya tidak akan menanggungnya sama sekali… jadi jika dihitung-hitung maka total hutangmu untuk saat ini adalah dua ratus juta rupiah – belum termasuk tambahan lainnya…"
Tera mengerjap berkali-kali, mulutnya membuka dan menutup, sedangkan raut wajahnya seperti orang linglung yang tak paham apapun yang Sebastian jelaskan.
"Maksud Anda?"
Sebastian menarik tangannya dari genggaman Tera, pria itu berpaling acuh, "Seperti itu maksud saya." Jawabnya sambil menunduk melihat laptop, Sebastian mengacuhkan ekspresi Tera yang terkejut luar biasa.
"Boss, tapi…"
"Tidak ada tapi."
"Boss dengarkan saya dulu!"
"Dia adalah tamu yang kamu undang, jadi bertanggung jawablah atas segalanya!"
"Boss, Saya panggil dia kesini untuk Anda, bukan…"
"Bukankah kamu berkata dengan percaya diri bahwa dia adalah tameng? Penjinak buaya darat? Apapun sebutannya, keberadaan Wyne Kendall di pesawat ini berdasarkan kebutuhan kamu, bukan kebutuhan saya. Jadi, saya menolak membiayainya. Kamu harus menanggung semua biaya Wyne Kendall selama perjalanan!"
Tera megap-megap, ia hilang kata-kata dan tak mampu membalas Sebastian.
"Tapi, bukankah Anda yang akan menikmati kehadirannya?"
"Siapa bilang begitu?"
"Saya barusan!"
Sebastian mendengus, "Tidak, saya tidak menikmati kehadirannya."
"Anda akan menikmatinya, Anda yang akan puas karena kehadirannya. Bukankah Anda bisa menikmati tubuh…" Tera melirik Nora yang terlelap, lalu mengecilkan suaranya seminim mungkin. "Bukankah Anda bisa menikmati malam panas dengannya. Ya, bukan saya yang menikmati itu semua, tapi Anda. Jadi Anda yang harus menanggungnya. Saya mengundang Wyne Kendall untuk kebutuhan Anda. Saya adalah…"
"Personal Assistant yang paling pengertian?" potong Sebastian. "No, you are not. Kamu adalah gerobak bakso yang bodoh. Saya tidak memintamu untuk mengundangnya. Jadi saya tidak akan pernah membiarkanmu lolos dari kesalahan yang kamu lakukan kali ini. Kamu harus membayar semua biaya wanita itu, bukan saya. Wilson sedang menyiapkan setiap rincian akomodasi, juga form tagihan apapun yang kita keluarkan untuk wanita itu. Tagihan tersebut akan kami bebankan kepadamu karena ini adalah kesalahanmu. Konsekuensi atas tindakan sembrono, sok tahu dan diluar batas yang kamu lakukan!!!"
"Boss, please…"
"Beg me, and I don't care."
"Dua ratus juta itu terlalu mahal untuk satu kursi yang Wyne Kendall tempati di pesawat ini!"
"Dua ratus juta adalah angka yang murah. Ini adalah pesawat terbaru yang masih limited edition. Lihat sekelilingmu…"
Spontan Tera mengikuti perintah Sebastian, kamar private di pesawat itu sangat mewah, dihiasi dengan barang-barang modern dengan motif emas gemilang. Sangat mencolok namun elegan.
"Tidak sembarang orang yang bisa naik pesawat saya ini! Jadi, saya memberikan tarif yang wajar untuk perjalanan Singapore – London kepada Wyne Kendall. Jangan meminta diskon, karena saya sudah memberi diskon paket makan."
Tera menarik nafas panik, "Boss, maafin saya…"
"Saya maafkan. Tapi hutang adalah hutang. Kamu harus membayarnya!"
"Tapi Anda akan menikmati waktu bersamanya, jadi Anda yang diuntungkan atas hal ini. Bukan saya!"
"Tidak, Tera. Saya tidak akan menghabiskan waktu ataupun malam panjang bersamanya. Saya tidak akan membuat jadwal khusus untuknya! Saya tegaskan sekali lagi, Saya tidak akan menyentuhnya… satu-satunya wanita yang akan saya sentuh selama perjalanan ini adalah calon ibu Nora…"
Tera mengernyit, bibirnya cemberut maju, "Saya tidak percaya, Anda pasti akan menyentuhnya diam-diam di belakang saya! Saya tidak terima dengan hutang tidak masuk akal ini!"
"Tera, percayalah, saya tidak akan melakukan apapun, jika kamu memergoki saya menghabiskan malam dengannya, maka saya akan menghapuskan hutangmu ini! Paham?"
"Well, saya hanya perlu membuat Anda menidurinya, jadi hutang saya pasti lunas." Cibir Tera.
"Coba saja. Ingat baik-baik, saya akan melipat gandakan hutangmu jika kamu gagal melakukannya!" Sebastian menarik tengkuk Tera hingga berhadap-hadapan dengan wajahnya, "Dan kamu harus membayar hutang itu dalam waktu satu bulan!"
"What No!"
"Yes!" bisik Sebastian, matanya menyipit kejam, "Sekarang, sebelum saya murka untuk kesekian kalinya, lebih baik kamu cepat naik ke atas ranjang dan temani Nora. Gaji dan bonus kamu sudah dibayar penuh, jadi bekerjalah dengan benar sesuai dengan upah yang kau dapatkan. Sudah sana pergi! Saya masih banyak pekerjaan!"
***