Harap-harap cemas kini sedang menghantui seorang wanita cantik bernama Reva. Wajah riang yang biasanya selalu menghiasi hari, kini berubah pucat pasi. Sejak semalam otaknya kacau, bahkan untuk terpejam saja tidak bisa.
Masih dengan kegamangan yang ada, Reva terus menatap dua objek di depannya. Selama 24 tahun Reva menjalankan hidup, baru ini dia mengalami fase yang sangat mendebarkan. Jika dulu dia hampir mati menunggu hasil seleksei perguruan tinggi, kini hal itu kembali terjadi, bahkan lebih parah.
Reva mundur selangkah, layaknya orang linglung dia menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Mundur beberapa langkah, membuat punggung Reva terbentur dinding. Sudah satu jam dia berdiam diri di kamar mandi, tidak perduli teriakan sang Ibu, bahkan gedoran yang kencang, Reva tetap tidak bergeming.