Puas bermain di bukit kembar, ciuman Sean terus turun menyusuri perut, semakin turun hingga sampai di depan inti tubuh Reva. Mata Reva masih memejam karena merasakan nikmat sentuhan Sean yang lembut. Selama beberapa menit tidak ada pergerakan lagi, karena penasaran Reva pun menunduk untuk melihat.
Sial, ternyata Sean sudah berjongkok sambil terus menatap inti di bawah sana. Kedua tangannya masih setia menahan kaki, agar pemandangan indah itu tidak tertutup.
Belum sempat Reva mengeluarkan suara, Sean sudah menenggelamkan wajahnya di antara dua kaki Reva. Sentuhan yang sekali nempel, membuat tubuh Reva tersentak. Lidah Sean terus bermain, menari-nari mengikuti jalur yang sudah dia hapal selama ini.
Di saat Sean menghisap kuat inti tubuh Reva, refleks pinggangnya terangkat. Ini sangat geli, sangat mengocok perut Reva layaknya semut sedang berjalan.