Napas Reva mulai terengah, hentakan demi hentakan terus saja menghujam dirinya. Beberapa kali Reva meminta pria di atasnya untuk pelan-pelan, namun pria itu sama sekali tidak menggubrisnya. Bukannya menurut, yang ada hentakkan itu semakin kuat membuat Reva tidak berhenti memekik.
Tidak perduli punggung Sean akan luka, kuku Reva dengan sempurna menancap ke sana. Beberapa kali Reva mencapai pelepasan, namun Sean sama sekali belum, dia masih tahan sejauh ini.
"Ba-bby Boy ... kamu nakal! Kapan keluarnya!"
"S-sean--ak..." Reva tidak sanggup menyelesaikan kata-katanya, dia meraih pundak Sean, memeluknya dengan sangat erat.
Kepala Reva sangat pening, dia mendongakkan wajahnya tanpa melepas kedua tangan yang berada di leher prianya. Serangan bertubi-tubi dari atas dan bawah membuat tubuh Reva kembali menegang.
Semakin tubuh Reva bergetar, Sean semakin mempercapat tempo pergerakan bawahnya. Sean tidak berhenti mengumpat saat Baby Boy miliknya terasa ditarik sangat kuat.