Tiga hari sudah Reva pulang, tiga hari juga dia belum mulai masuk kantor, dan tiga hari juga tidak ada komunikasi bersama Sean. Kerjaan Reva selama tiga hari di rumah hanya uring-uringan tidak jelas. Beberapa kali Jihan mengajaknya bertemu, tetapi Reva terus menolak.
"Hai, bidadari!"
"Yaampun, akhirnya gue liat muka lo lagi."
"Pantes sombong, cantik gini."
Tanpa menoleh Reva sudah tahu itu suara siapa. Ya siapa lagi selain Kelvin?! Demi apapun pria itu tidak permah lelah menganggu, padahal Reva sering mengusirnya. Bagi Kelvin, usiran bukanlah hal besar, dia selalu menganggapnya sepele.
"Reva!"
"Berisik!"
"Nengok dulu dong, gue punya sesuatu buat lo nih, spesial banget, cuma ga pakai telur aja. Kalau pakai telur namanya martabak. Sedangkan siang-siang begini belum ada yang jual."
Garing.