"Reva!"
Langkah kaki Reva terhenti. Suara itu ... suaranya tidak asing, apa iya itu dia? Perlahan Reva membalikkan tubuhnya menatap lurus ke depan. Ternyata dugaannya benar, kini di depannya berdiri Jihan dengan senyum kecilnya.
Mau apa lagi wanita itu?
"Kamu sibuk ga, Re? Kita bisa ngobrol sebentar? Pengennya sih pas makan siang, tapi aku harus pulang nanti."
Sebelah alis Reva terangkat, apa sih yang mau dia ceritakan? Apa Jihan mulai curiga? Kalau iya, curiga dari sisi mana?
"Reva?"
"Boleh, Han, boleh, mau bicara di mana ya?"
"Di taman depan gimana? Sebentar aja kok, kalau emang Sean marah, aku deh yang bantu jelasin."
Oh, berarti Jihan tidak bilang kepada Sean kalau mau menemui dirinya? Reva mengangguk, dia pun mengikuti langkah kaki Jihan yang mengajaknya ke luar.
"Re, Reva!"
Lagi-lagi langkah kaki Reva terhenti. Ah, kalau itu Reva hapal suara siapa! Siapa lagi yang cempreng selain Nisa? Reva menoleh ke belakang, menatap Nisa yang mulai mendekati dirinya.