Sesuai keputusan akhir, hari ini Reva memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah mewah bernuansa putih. Bisa dikatakan, rumah orang tua Sean jauh lebih besar dari rumah milik Ibunya. Ternyata memang benar, kekayaan mereka tidak perlu diragukan.
"Kamu yakin, Re? Kalau kamu ga yakin kita bisa pulang aja."
Lamunan Reva buyar. Buru-buru dia menggeleng sambil menatap Sean. "Bahkan kita udah masuk sampai halaman, apa iya kembali pulang? Rasa-rasanya ga enak, takutnya jadi masalah besar nantinya. Kita masuk aja ya? Kasihan bayi kita kepanasan, dia mau rebahan."
"Itu kamu."
Reva terkekeh. Ya memang apa salahnya? Sambil menyelam minum air. Lagipula sejak pagi Reva sangat lelah terus menggendong bayinya. Seakan-akan bayinya balas dendam karena semalaman dia ditinggal tidur. Tingkahnya memang menggemaskan, tapi jug menjengkelkan. Oke, sepertinya keturunan Daddynya.
"Mas Sean?"
"Loh, kirain ngampus? Libur? Atau gimana, Va?"