Tidak ada pertunjukan apapun, namun sejak tadi suara tepuk tangan terus saja terdengar. Bukan hanya itu, pujian-pujian tak kasat mata selalu Sean dengar dengan jengah. Jika biasanya Sean menyahut, kini dia berusaha diam dan mengalah. Bukan karena takut, hanya saja mereka berdua kedatangan pemilik rumah. Dengan wajah datar wanita paruh baya itu terus menatap Reva.
Apa dia merasa takjub dengan anaknya sendiri?
Apa dia baru tahu kalau anaknya mempunyai sisi random yang keterlaluan?
Ingin mengeluarkan suara, tetapi Ayu masih ragu. Alhasil dia hanya diam layaknya patung. Ayu juga sempat kaget mengetahui Sean berada di sini. Karena seingatnya tadi, dia meminta tolong kepada Kelvin. Ayu juga masih heran kenapa anaknya sudah kembali cerita padahal semalam hampir merenggang nyawa?