"Siapa yang chat, Re?"
"Sean."
Fian hanya mengangguk mendengar nama bosnya itu. Ya Tuhan, ini drama model apa sih? Kenapa bisa dia terjebak pada permainan semesta? Mencoba ikhlas, namun rasanya sangat sulit.
"Aku minta maaf ya, Fian. Aku bukan wanita baik seperti yang kamu kira, aku juga ga bisa balas perasaan kamu. Padahal selama ini kamu udah baik, bahkan ibu sayang sama kamu."
"Baik aja ga cukup, Re. Tapi yaudah, mau bagaimana lagi? Liat kamu bahagia aku ikut bahagia kok. Apapun masalah yang kamu hadapin, apapun yang udah kamu lakuin, kamu tetap wanita baik." Fian menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Reva. Rasa cinta yang teramat besar kini harua Fian kubur dalam-dalam. Tak apa, yang penting Reva hidup bahagia dengan pria pilihannya.