"Sshhh--awwhh! Sean, pelan-pelan!"
"Sakit, pelan-pelan, jangan langsung ditekan gitu kenapa sih! Perlahan, supaya bisa dinikmati."
"Ini udah pelan, kalau mau lebih pelan ya cuma diusap-usap ngambang."
"Pelan, baru naikin tempo sedikit, terus usap. Jangan diremas doang!"
Napas Sean mulai terengah, sekali hentak dia memukul pelan betis Reva. Baru saja pulang dari kantor, seharian mumet meeting. Niat pulang biar dapat pelayanan, ternyata ekspektasi Sean terbanting karena dia yang harus jadi pelayan. Semenjak bersama Reva, hidup Sean tidak jauh-jauh dari tukang pijit.
Lengser sudah jabatan CEO yang melekat pada tubuh Sean ketika sampai rumah.
"AAHH!" Reva memekik ketika betisnya terus diremas tanpa rasa kemanusiaan. "Kamu emang jahat, kamu emang ga sayang sama aku!"