"Aduh, perut aku sakit!"
"Ga kuat, sakit!"
"Tolong! Tolong aku! Aarggh, sakit!"
Menggeleng ke kanan dan kiri, memegangi perut, berlutut walaupun sulit karena terhimpit perut, namun hal itu tidak membuat hati Sean luluh. Baru berlutut, belum guling-guling sampai sungai amazon. Masih dengan wajah datar Sean menunduk. Tak tahu apa isi otak Reva, namun emosi Sean sudah sampai tahap ubun-ubun.
"Bawa aku ke rumah sakit! Kenapa kamu diam? Kamu ga sayang sama kamu? Kamu senang liat aku kesakitan? Anakmu nakal, persis kamu!"
Sebelah alis Sean terangkat menatap Reva. Jika pujian hanya boleh tersemat atas nama dirinya, sedangkan keburukan dilimpahkan? Lancang sekali minta dihukum!
"Baik, mari kita ke rumah sakit, mana tahu anak kita mau segera ke luar karna dia ga betah berada di dalam perut Mummy yang super rewel," sahut Sean. Dengan santai dia menarik lengan Reva untuk segera berdiri. Kali ini Sean mengalah, dia akan manut dengan keinginan ibu hamil di depannya.