"Itu ga salah, semua pasti benar."
"Karna ga mungkin dia pergi tanpa ada keperluan mendesak. Satu bulan, tanpa kabar."
Menatap wanita di depannya, Tirta hanya bisa menghela napas. Waktu sudah berlalu, kenapa masih saja membahas ini? Kalau memang tidak bisa dipertahankan kenapa harus memaksa? Ingin buka suara, namun sepertinya akan sia-sia. Tapi kalau diam saja, Tirta sangat lelah.
"Kalau dia pergi karna kerjaan, bagaimana?"
"Engga mungkin!"
Lagi-lagi Tirta menghela napas. "Han, kapan sih kamu mau berhenti? Ada aku, Han, aku di depan mata kamu, kenapa mesti terpaku sama Sean? Dia bukan pria baik, dia ga pantas buat kamu. Asal kamu tau, Han, semenjak sama dia kamu itu berubah."