"Jadi, lo mau pulang beneran, Re? Sebetulnya gue setuju aja, tapi kok sedih ya? Setelah pulang, lo akan menatap di sana apa balik ke sini lagi?"
Sambil memakan sosis Reva menoleh. Walaupun hari sudah malam, tetapi Reva bisa melihat raut tidak ikhlas yang Almira pancarkan. Kenapa juga tidak ikhlas? Bukankan dia dan Rega yang terus mendesak? Ya walaupun niatnya baik, sih.
"Seperti yang gue bilang, gue ga mau pulang, Mir. Semua udah gue jelasin sama lo, tanpa gue tutupin. Bukannya wajar kalau gue takut? Kalau gue trauma? Gue ... gue trauma sama Jihan. Kalau dia sampai tahu kondisi ini gimana? Kalau dia jahatin anak gue lagi gimana?" Napsu makan Reva seketika menghilang, hatinya kembali sesak mengingat kejadian itu.
Pandangan mata Reva kembali beralih ke arah depan. Di depan sana Sean, Rega, bahkan Bima sedang memanggang. Semua temannya datang, tapi Salsa belum. Dia sedang ada urusan, akan menyusul nanti. Melihat keakuran ketiga pria di depan sana membuat Reva tersenyum.