Jika ada yang mengira Reva kuat lahir batin, tentu saja itu benar. Karena mereka hanya melihat dari covernya yang bahagia. Jauh dari itu, jika sedang sendiri seperti saat ini, Reva tidak segan menangis, menumpahkan semua kesedihannya. Tiga bulan sudah berlalu, tiga bulan Reva meninggalkan orang tua satu-satunya. Orang tua yang seharusnya Reva jaga sepenuh hati setelah Ayahnya meninggal.
Akan tetapi, pada kenyataannya Reva menambah kekalutan Ibunya. Reva tidak sakit hati karena kena usiran, karena baginya ini lebih baik daripada Ibunya yang harus pergi. Setelah berfikir puluhan kali, Reva mengambil kartu yang berada di dalam dompetnya.
Apa harus Reva menyalahkan kembali? Kalau memang iya, berarti Reva harus mengulang kembali masalalu-nya. Walaupun hanya via telepon, tetap saja menggores.
Tunggu, tunggu!