Tepat dua malam anaknya tidak pulang ke rumah. Rasa kesal Ayu yang sempat memuncak, kini semakin naik ke ubun-ubun. Memang ya, anaknya itu tidak bisa dibaikin sama dikasih kepercayaan sedikitpun. Sejak kemarin Ayu sudah ngamuk sama Ibnu, karena keponakannya itu sudah membantu anaknya pergi.
"Yu?"
Ayu menoleh, menatap Irna yang baru saja ke luar dari kamar. Emosi Ayu sedang tidak stabil, dia gampang marah karena sensitif.
"Jadi kamu pulang?"
"Gimana mau pulang sih, Mbak, anaknya juga masih hilang! Emang ga pernah ngotak anak itu, maunya apa sih? Saya bingung, apa perlu dia dipasung?"
Emosi yang tidak stabil, sifat yang keras, membuat Irna bingung sendiri harus apa. Keponakannya itu memang agak keterlaluan, padahal baru saja kemarin dia nangis-nangis minta maaf, tetapi sekarang berulah sampai tidak pulang. Sudah tahu mempunyai Ibu yang keras, tetapi dia tidak pernah kapok sedikitpun. Bahkan dia berani menggandeng kakak sepupunya.